Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Politik Gagasan di Tengah Kepungan Politik Lenggak Lenggok
Memang tidak populer tapi masyarakat harus mendukung terobosan ini. Sebab ini yang akan menjadi ikatan antara masyarakat, Parpol dan Capres mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
Oleh:
Hasan Nasbi A
Founder Cyrus Network
TRIBUNNERS - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) meluncurkan visi misi dan program kerja bersamaan itu adalah sebuah kemajuan.
Selama ini koalisi kita dibentuk di detik-detik akhir tanpa punya kesempatan untuk merumuskan visi misi dan program kerja bersama.
Ikatan mereka selama ini hanya selembar kertas MOU beberapa jam atau beberapa hari menjelang pendaftaran.
Atau ikatan karena mendukung calon populer tertentu.
Kali ini kita bisa melihat partai politik mau berbenah dan bergerak maju seperti partai politik di negara modern.
Kesepakatan mereka bukan sekadar figur atau selembar kertas kerjasama, melainkan kesamaan pandangan dan program kerja yang dituangkan tertulis sehingga bisa juga dievaluasi juga oleh masyarakat luas
Yang dilakukan KIB ini adalah politik gagasan dan memang tidak populer.
Baca juga: Prof Kacung Marijan: Ide dan Gagasan KIB Perlu Orang Tepat dan Berpengalaman untuk Melaksanakannya
Paling tidak belum populer di Indonesia di tengah hasrat tokoh-tokoh politik untuk menjadi populer dengan cara remeh temeh dan tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan.
Namun masyarakat harus mendukung terobosan ini.
Sebab ini yang akan menjadi ikatan antara masyarakat, Parpol dan Capres mereka.
Ini yang akan dikoreksi dan dipertengkarkan di publik 1.5 tahun mendatang, bukan lagi pertengkaran identitas dan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan kemajuan bangsa.
Malah merusak kerukunan bangsa.
Politik gagasan ini diharapkan menggeser politik lenggak lenggok atau politik catwalk.
Sebab kita harus mencari pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Bukan sekadar pemimpin yang memenuhi dahaga publik untuk mendapatkan hiburan.