Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Satelit Satria-1 Butuh Cadangan

Indonesia harus punya Proyek Palapa Ring untuk menghubungkan titik-titik terluar (daerah 3T) yang kini panjangnya lebih dari 36.000 km.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Satelit Satria-1 Butuh Cadangan
maxar.com
Ilustrasi satelit 

Keberadaan HBS yang merupakan kerja sama Kemkominfo dengan swasta ini berkapasitas 160 Gbps (gigabit per detik). Sebesar 80 Gbps akan dipakai pemerintah dan layanan publik, lalu 70 Gbps untuk swasta nasional dan sisanya yang 10 Gbps untuk keperluan negara-negara ASEAN.

Dengan tambahan HBS, kapasitas tersedia untuk kebutuhan akselerasi digital sektor pemerintahan akan mencapai 230 Gbps, sebesar 150 Gbps di antaranya disediakan Satria-1.
Satelit HBS dalam proses pembangunan oleh Boeing di Amerika, seperti halnya HTS Satria-1 yang dibuat di Perancis dan keduanya akan diluncurkan roket SpaceX dari Amerika.

20.000 terminal

Sementara Hughes Network System (HNS) bertugas menyiapkan dan menginstalasi perangkat stasiun bumi. Saat ini, HNS sedang menginstal 20.000 terminal bagi layanan publik untuk sekolah, puskesmas, kantor desa, pos perbatasan TNI dan pos polisi di kawasan 3T.

Boeing selain produsen pesawat komersial juga memiliki dua unit bisnis berskala besar, salah satunya kontraktor pertahanan dan ruang angkasa yang dioperasikan Boeing Defense, Space and Security (BDS). Produksi HBS ada di lini bisnis BDS, menyediakan satelit untuk pemerintah dan satelit untuk komersial.

BDS yang tahun silam meraup pendapatan 26,5 miliar dolar, cukup dikenal di sejumlah negara ASEAN. Selain Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand menggunakan produk dan layanan BDS.

Sebenarnya bisa saja menyewa satelit dari negara tetangga. Namun satelit merupakan perangkat strategis dan demi kedaulatan, Indonesia harus memiliki satelit sendiri dan dioperasikan sendiri.

Satelit HBS dikendalikan dari Indonesia dan sebanyak 18 stasiun bumi telah disiapkan yang terdapat di 14 titik atau gateway. Sementara gateway utama berada di Cikarang.
Boeing memastikan HBS akan diluncurkan pada kuartal pertama 2023, lebih dahulu dari Satria-1. Satelit Hot Back-Up akan beredar lebih dulu di posisi slot orbit 113 bujur timur. (*)

Berita Rekomendasi

*) Moch S Hendrowijono adalah Jurnalis Senior Telekomunikasi dan Mantan Editor Harian Kompas

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas