Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Romantisme Citarum dan Kenangan Bersama Letjen Yogo Triyono
Doni Monardo mengenang momen saat menyeruput kopi bersama Presiden Joko Widodo di warung kopi di Bandung.
Editor: Dewi Agustina
Menurut Doni, upaya menjaga kualitas ekosistem Sungai Citarum merupakan bentuk tanggung jawab seorang warga dalam membela negaranya.
"Tanggung jawab membela negara ini, termuat dalam UUD negara kita, setiap warga negara wajib dalam bela negara. Nah, apa yang dibela terhadap negara. Itu bukan hanya menghadapi musuh dari luar, tetapi ancaman kerusakan alam atau lingkungan ekosistem juga harus kita bela," kata Doni.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, keberhasilan penanganan Sungai Citarum tidak terlepas dari peranan berbagai unsur, salah satunya kolaborasi TNI-Polri dan berbagai unsur masyarakat.
"Pola pentahelix dalam penanganan Sungai Citarum ini luar biasa. Citarum jadi hebat karena ada kekuatan kebersamaan," pungkas Uu.
Acara dilanjutkan dengan pembagian paket sembako kepada warga kampung Sapan, Kecamatan Bojongsoang, serta penanaman pohon dan penebaran bibit ikan.
Dalam kegiatan itu, Doni menghadiahkan kepada panitia 1.100 aneka pohon. Di antaranya, pohon rasamala (200), eukalyptus (200), damar (200), alpukat (200), suren putih (200) dan vetiver (100).
Kopi Puntang
Usai acara itulah Doni Monardo bernostalgia. Bersama sejumlah purnawirawan TNI-AD yang terhimpun dalam PPAD Jabar menyempatkan diri minum kopi.
Sebelum berangkat, Doni menunjukkan foto dan artikel kenangan saat ngopi bersama Presiden Jokowi tanggal 4 Desember 2017 di Kopi Sejiwa, Jl Progo, Bandung.
Di hadapan Presiden Jokowi, Doni Monardo menyampaikan hal-ihwal tentang Sungai Citarum.
Mulai dari status sebagai sungai terkotor di dunia hingga solusi yang ia tawarkan berupa program “Citarum Harum”.
"Bapak Presiden bertanya apa yang diperlukan untuk pemulihan Citarum, langsung saya jawab: Payung Hukum Bapak Presiden," kenang mantan Dan Paspampres itu.
Hadir, turut minum kopi dan menjadi saksi ketika itu, antara lain Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan (Aher), Menteri PUPR Basuki Hadimulyo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menhub Budi Karya Sumadi, dan KSP Teten Masduki.
Bak gayung bersambut, Jokowi merestui dan mendukung program itu. Doni lalu tancap gas.
Atas nama kenangan itu pula, usai acara di Citarum, kami meluncur ke kedai kopi itu. Sesampai di Kopi Sejiwa, salah satu menu yang dicari adalah “Kopi Puntang”.
Kopi itu yang diseruput bersama Presiden Jokowi, dan ia ingin mengulangnya bersama para sahabat, termasuk Brigjen TNI Purn Yudi Zanibar, rekan seangkatan Doni Monardo (lichting 1985).
Yudi adalah pelaku langsung Program Citarum Harum sebagai Dan Sektor 6 meliputi wilayah Kecamatan Bojong Soang dan Bale Endah.
Apa daya, menu “kopi puntang” habis. Saya seketika nyeletuk, kemungkinannya. Kopi puntang nya laris manis, sehingga menjadi langka.” Mereka hanya bisa tertawa, lalu memesan kopi yang lain.
Kenangan Jumpa Letjen Yogo
Menutup catatan, terbersit satu kisah masa lampau bersama Dan Kodiklatad Letjen TNI Yogo Triyono.
Saya mengenalnya tahun 2010 di Phom Penh, ibukota negara Kamboja.
Saat itu, saya berada dalam rombongan Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menghadiri acara Centrist Asia Pacific Democrat International (CAPDI).
CAPDI adalah organisasi yang beranggotakan pemimpin-pemimpin negara dan mantan pemimpin negara, tokoh masyarakat, kalangan eksekutif, legislatif dan akademisi terkemuka se-Asia Pasifik. Lebih dari 20 negara tergabung dalam CAPDI.
Dalam pertemuan di Phnom Penh Jusuf Kalla terpilih menjadi Ketua CAPDI (dan terpilih kembali periode berikutnya).
Di acara itulah saya bersalaman Kolonel Inf Ignatius Yogo Triyono lulusan Akmil 1988. Ia menjabat Atase Pertahanan RI di KBRI Phnom Penh, Kamboja (2009 – 2012).
Yogo berasal dari korps baret merah kopassus dan memiliki enam brevet, yakni: Brevet Komando, Brevet PARA, Brevet Parachutist Thailand (Kehormatan), Brevet Arhanud (Kehormatan), Brevet Astros (Kehormatan), dan Brevet Yudha Turangga Wiratama (Kehormatan).
Kami menikmati kuliner ikan sungai Phnom Penh. Usai berkenalan, saya menyimpan nomor teleponnya (Kamboja). Ketika kembali ke Tanah Air, saya pun mendapatkan nomor Indonesia-nya.
Saat Yogo menjabat Pangdam Cenderawasih kembali kami berinteraksi.
Saya mendapat tugas dari Doni Monardo sebagai penghubung dalam rangka pembangunan Pusat Kuliner Sentani menjelang PON 2021 lalu di Papua.
Pangdam Yogo menugaskan Kolonel Czi Arief Novianto Akmil 95 sebagai koordinator pembangunan pusat kuliner tersebut. Saat ini Kolonel Arief sedang berada di Washington DC mengikuti pendidikan.
Singkat cerita komunikasi via whatssaps terus berlangsung.
Begitulah, setelah satu dasawarsa lebih, takdir baru mempertemukan kami kembali secara fisik tahun 2022 di Sektor 5 Citarum.
Dua-belas tahun kemudian.
Kami pun saling berswafoto berdua di tepi Sungai Citarum. Sehat selalu jenderal.
(*)