Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Fethullah Gulen, Reformisme, dan Nurcu Movement di Turki

Gulen tidak saja seorang aktivis, penyair, tetapi juga teolog yang mengembangkan perspektif Said Nursi yang menekankan modernisme demokratis

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Fethullah Gulen, Reformisme, dan Nurcu Movement di Turki
Dokumen Pribadi KH. Imam Jazuli.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat dengan dengan Istri, Hj. Malika Lulu, S.Psy, di Turki, Minggu (7/1/2023). 

Tuduhan presiden Racep Tayyip Erdogan di sisi lain memang berasal. Mengingat hasutan demi hasutan kepada faksi-faksi Angkatan Bersenjata Turki, untuk melakukan kudeta tahun 2016, memang dilakukan oleh Para Gulenis (Pengikut Gulen). Jadi, terlepas peran Gulenis di balik kudeta militer 2016 ini adalah benar, yang jelas hubungan AKP dan Hizmet semakin memanas.

Pada tahun 2019, Fethullah Gulen mengatakan, Erdogan menguras reputasi yang telah diperoleh Republik Turki di arena internasional, mendorong Turki ke liga negara-negara yang dikenal menyesakkan kebebasan dan memenjarakan pembangkang demokrasi. 

Pihak yang berkuasa yaitu Erdogan mengeksploitasi hubungan diplomatik, memobilisasi personel dan sumber daya pemerintah untuk melecehkan, menghantui, dan menculik sukarelawan gerakan Hizmet di seluruh dunia (Asianews, Fetullah Gülen: Behind the failure of Turkish democracy is the betrayal of Islam, 2019).

Karena Fethullah Gulen sudah tidak lagi di Turki, ia aktif dalam perdebatan tentang masa depan Turki dan Islam di Dunia Modern. Pemikirannya terus mengkritik kebijakan-kebijakan rezim AKP di pemerintah Republik Turki. Walaupun pada awalnya Hizmet dan AKP memiliki musuh bersama, Kemalisme, kini keduanya saling “membunuh”.

Bagi media Barat, Fethullah Gulen adalah seorang Imam Spritual yang mempromosikan Islam Toleran, altruisme, kerja keras, dan pendidikan. Media Barat juga menyebut Gulen sebagai tokoh paling penting abad ini. Walaupun Gulen digambarkan sebagai hero di dunia Barat, ia dicap sebagai teroris di dunia Timur, seperti di Turki, Pakistan, pemerintah-pemerintah negara yang tergabung di Organisasi Kerjasama Islam maupun Dewan Kerjasama Teluk.[]

_*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.*_

Berita Rekomendasi
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas