Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
LaNyalla, Politik Dan Sepakbola
LaNyalla hadir sebagai pribadi yang memberikan warna baru perpolitikan nasional bangsa ini, walaupun memang akan berhadapan dengan berbagai kelompok
Editor: Toni Bramantoro
OLEH: Muliansyah A. Ways
Tiga hal yang tak bisa dipisahkan dalam peristiwa hari ini, sosok yang Bernama asli AA Lanyalla Mahmud Mattalitti, pria yang selama ini dikenal sebagai seorang tokoh anti tesa terhadap kelompok oligarkhi, mafia dan menjadi diri sendiri untuk kepentingan bangsa dan negara.
LaNyalla hadir sebagai pribadi yang memberikan warna baru perpolitikan nasional bangsa ini, walaupun memang akan berhadapan dengan berbagai kelompok yang pro oligarkhi, pro mafia dan pro yang merusak sendi – sendi bangsa Indonesia yang besar ini.
Sosok AA LaNyalla Mahmud Mattalitti atau lebih dikenal dengan sapaan LaNyalla yang lahir di Jakarta, 10 Mei 1959. Ia besar dari keluarga berpendidikan dan pengusaha, yakni seoarng Ayahnya Mahmud Mattalitti yang merupakan dosen yang pernah dipercaya sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya dan kakeknya Haji Mattalitti adalah seorang saudagar Bugis-Makassar yang cukup disegani di Surabaya, Jawa Timur saat itu.
LaNyalla menghabiskan sebagian besar hidupnya di Surabaya. Ia mengenyam pendidikan di SD Bhinneka Bhakti, Surabaya. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surabaya, SMA Negeri 3 Surabaya, serta mengambil kuliah Teknik Sipil di Universitas Brawijaya.
Semenjak kecil, LaNyalla memiliki sifat bebal dan pemberani, bahkan orang tuanya pun menyerah menghadapi sosok LaNyalla yang kerap bikin “onar” hingga Ia sampai dimasukan ke pondok pesantren di Bekasi, Jawa Barat yang akhirnya tidak berhasil dalam pondokan juga.
LaNyalla dewasa menjadi perbincangan di berbagai kalangan sejawatnya, karena Ia juga ikut mengumpulkan Preman – preman dalam perkumpulanya, sehingga prasangka “LaNyalla seorang preman” hingga kini masih menjadi cerita – cerita di sepanjang perjalanan LaNyalla.
Seorang pengusaha unggul dari Surabaya, LaNyalla kini menjadi terang menderang sebagai seorang tokoh nasional yang memiliki sepak terjang hingga gagasan politik yang di torehkan dalam agenda – agenda politik yang ia emban hari ini sebagai Ketua DPD RI.
Lanyalla, Politisi Antitesa dan Politik Pengabdian
Apapun alasanya LaNyalla adalah mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia yang kini menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI, La Nyalla Mattalitti, tercatat memiliki jalan politik yang berliku. Dimana sosok tersebut pernah maju mencalonkan diri menjadi calon gubernur Jawa Timur beberapa tahun lalu. Namun, niatnya gagal karena tidak mendapat dukungan dari partai tempat dia bernaung saat itu, Partai Gerindra.
Kemudian berjalanya waktu, LaNyalla telah menyatakan diri mendukung capres petahana Joko Widodo pada pilpres 2019. Tidak hanya itu, Lanyalla juga beberapa kali mengucapkan pernyataan kontroversial mengenai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, mantan atasannya saat masih bercokol di Partai Gerindra. Tentu LaNyalla Mattalitti menjadi sosok yang menarik, yaitu politisi yang pernah mendukung dua kubu politik yang berbeda, yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Pada akhirnya LaNyalla jugapun memilih jalan tengah menjadi seorang tokoh public di jabatan Ketua DPD RI hingga kini, jabatan tersebut adalah tempat pengabdian LaNyalla dalam menyuarakan kepentingan bangsa dan negara. Di tempat inilah, LaNyalla hadir sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia dan jembatan emas untuk kepentingan dan kebaikan Bersama dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tempat inipula, LaNyalla menjadikan sebagai ladang pengabdianya lebih besar, inilah penulis maksud sebagai Politik Pengabdian, karena bisa jadi menjadi suara LaNyalla lebih di dengar dibandingkan sebagai seorang pengusaha sukses. Sebagai seorang Senator Jawa Timur dan Ketua DPD RI, LaNyalla dapat berkesempatan membangunkan semangat DPD RI sebagai berjuang untuk kebaikan, mendorong puluhan UU demi kemaslahatan ummat, mendukung dan menolak demi kebutuhan dan efensiensi Bersama.
Akhirnya menjadi Primadona, LaNyalla dianggap sebagai penetang pemerintah padahal hanya ingin mengingatkan pemerintah, mendorong PT - 0 persen, menolak Oligarkhi, meminta Kembali ke UUD 1945 tapi dengan syarat addendum, dan sejumlah gagasan politik yang LaNyalla ingin memperjuangkan itu.
Membangun Kejayaan Sepak Bola Indonesia
Soal sepak bola Indonesia jangan ragu – ragu kalau manusia ini, sosok LaNyalla dan sepak bola adalah ibarat buah pinang dibelah dua, tetapi dalam satu akar.
LaNyalla memiliki batin yang kuat untuk kebanggaan bola kaki di Indonesia, bahkan Ia optimis atas masa depan bola Indonesia dan kejayaanya.
Selain sebagai seorang pengusaha, LaNyalla juga di amanahkan sebagai seorang pengabdi politik di DPD RI serta tak berhentinya LaNyalla terus membangun sepak bola di Indonesia. Wadah LaNyalla Academia adalah tempat membangun generasi sepak bola Indonesia, membangun SDM bola menjadi giat LaNyalla Mattalitti, yang akhirnya melahirkan sekolah – sekolah bola di Indonesia diantaranya Aceh, Lampung, Jawa Timur, Kaltim, Sulawesi, Maluku Utara dan Papua.
LaNyalla kini menginginkan Indonesia harus memiliki satu kesatuan bola yang kuat, agar bisa menjadi sepak bola hingga di dunia internasional dan Berjaya di masa – masa akan datang. Pilihan LaNyalla untuk ke PSSI sebagai Ketua Umum adalah Langkah tepat untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia, PSSI maju – Sepak Bola Indonesia Jaya.
Jakarta, 11 Januari 2023
*Muliansyah A. Ways , Pemerhati Demokrasi dan Politik Lokal