Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

KH. Imam Jazuli, Sosok Mujaddid Politik Nahdliyyin

Kehadiran Imam Jazuli seakan akan menjadi kado menarik di awal abad ke 2 NU untuk kaum Nahdliyyin

Editor: Husein Sanusi
zoom-in KH. Imam Jazuli, Sosok Mujaddid Politik Nahdliyyin
Istimewa.
KH. Abdul Muiz Syaerozie, Pengasuh pondok pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon, Alumni Pondok pesantren Lirboyo, Sarang Rembang dan Kerapyak Yogyakarta. Saat ini sedang mengemban amanah sebagai ketua Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kab. Cirebon, Jawa Barat. 

Sosok Mujaddid Politik Nahdliyyin

*Oleh : KH. Abdul Muiz Syaerozie.

TRIBUNNEWS.COM - Mendiskusikan tentang relasi NU dan Politik sebenarnya bukan tema baru, ia selalu hangat dibicarakan dan mendapat perhatian banyak orang. Begitu pula soal NU dan politik di era pemilu 2024, isu ini juga mencuat di khalayak publik.

Lalu, apa yang menarik di era pemilu 2024 ini ? Salah satu yang menarik sepanjang penulis amati adalah kehadiran sosok Imam Jazuli yang - tidak berlebihan - boleh saya katakan sebagai sosok mujaddid politik Nahdliyyin.

Kehadiran Imam Jazuli seakan akan menjadi kado menarik di awal abad ke 2 NU untuk kaum Nahdliyyin. Sebab, Ia menandai kebangkitan politik NU dengan segudang gagasannya. Tampil di tengah kebuntuan pemikiran politik kaum Nahdliyyin.

Kala psikologis poltik warga Nahdlyiin selalu di bayang bayangi oleh sejarah kelam konflik internal, Imam Jazuli -sosok kyai yang belakangan berpenampilan nyentrik ini- mencoba melepaskan diri dari bayang bayang yang mengakibatkan poltik NU tak pernah digdaya.

Ia dengan lantang mengajak seluruh kaum Nahdliyyin merapatkan barisan pada PKB sebagai salah satu Karya besar NU di bidang politik sembari melepaskan diri dari kungkungan masa lalu yang tidak produktif. Nahdliyyin diajak untuk sadar diri, batapa pentingnya NU menguasai panggung politik dengan memanfaatkan karya besar NU ini, yakni PKB.

BERITA REKOMENDASI

Sepanjang pengetahuan saya, Nama Imam Jazuli, bukanlah nama yang asing ditelinga masyarakat Cirebon. Sejak dulu, Kyai Imam Jazuli memang cukup familier baik di kalangan pesantren pesantren tua di Cirebon, seperti Babakan Ciwaringin, Buntet, Gedongan, Kempek, Arjawinangun, Benda kerep, maupun di kalangan masyarakat NU Cirebon pada umumnya.

Bahkan pada masa NU di pimpin oleh Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siraj di periode pertamanya, Kyai Imam Jazuli sudah menjadi salah satu pengurus lembaga di PBNU. Ia banyak bergaul dengan generasi generasi pesantren seangkatannya di Cirebon.

Sepanjang yang saya tahu pula, sosok Kyai Imam Jazuli juga merupakan sosok yang selalu gelisah atas realitas yang membuat NU terbelakang.

Misal, Pondok pesantren yang diasuh oleh Ayahnya, bukanlah model pondok pesantren yang ia idamkan.

Menurut Kyai Imam Jazuli, kala itu, seandainya model pesantren yang di bina oleh ayahanda dari Kyai Imam Jazuli memiliki model dan karakter yang sama dengan pesantren pesantren besar lainnya di Cirebon, maka apa manfaatnya mendirikan pesantren ? Toh, pesantren pesantren tua di Cirebon sudah lebih dipercaya teriring dengan usianya yang sudah mencapai seabad lebih. Oleh karenanya, ia berijtihad dengan melakukan pembaharuan secara total terhadap pesantren yang didirikan oleh ayahnya. Mulai dari perombakan nama pesantren, hingga kurikulum pendidikannya.


Sebelum mendirikan Bina Insan Mulia, Kyai imam Jazuli juga pernah menggelidingkan pendidikan global insan yang dilatari oleh kemampuannya membaca kebutuhan manusia masa depan.

Kyai imam Jazuli memang tokoh Muda NU yang kreatif, inovatif dan bercakrawala luas. Sekali lagi, Salah satu kehebatan tokoh Mujaddid NU ini dalah kemampuannya meneropong tentang kebutuhan manusia masa depan termasuk kebutuhan masa depan politik kaum Nahdliyyin.

Wa akhiruhu, Menurut hemat saya, hasil pemikiran ijtihad dan pembaharuan Politik Kyai Imam Jazuli, cukup brilian dan patut kita apresiasi. Sudah saatnya NU menguasai panggung poltik melalui PKB.

Wallahu 'alam bissawab.

*Penulis adalah pengasuh pondok pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon, Alumni Pondok pesantren Lirboyo, Sarang Rembang dan Kerapyak Yogyakarta. Penulis saat ini sedang mengemban amanah sebagai ketua Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kab. Cirebon.*

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas