Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Memaknai Pidato Politik AHY, 'Suara Lantang di Tengah Para Politisi Jaim'
Dalam kerangka ini dan dikaitkan dengan momentum politik jelang pemilu 2024 pidato politik ketua umum partai Demokrat. Apa saja?
Editor: Malvyandie Haryadi

Penulis: Pangi Syarwi Chaniago
Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting
TRIBUNNERS - Sebagai seorang politisi, panggung politik adalah sesuatu yang selalu diincar untuk mendapatkan atensi publik, citra dan sintemen yang positif serta memperluas dukungan publik.
Secara khusus pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah akan senantiasa menciptakan dan memanfaatkan setiap momentum sebagai panggung politik untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan pemerintah dan mencoba menawarkan jalan politik lain sebagai alternatif yang lebih realistis.
Namun sangat disayangkan empat tahun terakhir posisi partai oposisi dalam dinamika politik nasional bisa dikatakan sangat lemah, tidak maksimal atau bahkan sedang mati suri.
Para politisi cenderung mencari posisi yang lebih aman dan nyaman, sehingga suara oposisi justru lebih lantang muncul dari jalur ekstra parlemen baik dari siswa STM, mahasiswa, buruh, aktivis pro-demokrasi dll.
Dalam kerangka ini dan dikaitkan dengan momentum politik jelang pemilu 2024 pidato politik ketua umum partai Demokrat, Agus Harimurti Yhudhoyono (AHY) bisa dimaknai setidaknya ke dalam empat argumen utama.
Pertama: mempertegas posisi partai demokrat sebagai partai oposisi. Kritik keras yang disampaikan AHY di dalam pidato politiknya ini menyasar berbagai sektor mulai dari ekonomi hingga sektor pangan dan menyinggung ketidak keberpihakan pemerintah pada “rakyat kecil”.
Singkat kata di mata partai Demokrat ada masalah serius dalam pengelolaan pemerintahan saat ini yang berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Baca juga: PPP Balas Kritikan AHY Terhadap Program Pemerintahan Jokowi, Pengamat Ungkit Era SBY
Sikap kritis partai Demokrat ini adalah upaya mengisi ruang kosong, di mana suara keras dan lantang partai oposisi kembali bergema dan dapat dipastikan akan mengusik berbagai kelompok yang selama ini terlena menikmati kekuasaan.
Sikap partai Demokrat ini merupakan pilihan paling rasional untuk menyongsong pemilu 2024, menunjukkan garis pembeda dengan partai lainnya.
Kedua: Personifikasi gerakan perubahan ke dalam diri AHY. Sebagai salah satu partai yang tergabung dalam barisan koalisi perubahan, partai Demokrat ingin menunjukkan sikap embarkasi yang lebih jelas dan tegas mengusung nilai-nilai perubahan.
Sikap ini belum dinyatakan secara terang-terangan oleh PKS apalagi oleh partai Nasdem yang sampai hari ini masih berada dalam barisan partai pendukung pemerintah.
Di satu sisi, situasi ini membuat partai demokrat menjadi geregetan karena ketidakjelasan posisi namun di sisi lain, ini adalah kesempatan yang tepat untuk menunjukkan jati diri yang lebih tegas dan berani sehingga publik sendiri nanti yang akan menilai.
Dengan kata lain, ini adalah keuntungan bagi partai Demokrat dan AHY secara personal, memperjelas posisi sejak awal sehingga simbol perubahan akan tergambar pada sosok AHY.


Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.