Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dukungan Sosial Berkontribusi Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Psikologis Penderita Gagal Ginjal
Dukungan sosial berupa bantuan finansial, bantuan sandang pangan dan kebutuhan dasar pasien gagal ginjal kronis mempengaruhi kualitas hidup pasien
Editor: Eko Sutriyanto
Oleh : Stefanus Bayu Setyanugra dkk *)
BERDASARKAN Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dilansir dari Kemenkes RI, proporsi tertinggi penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang pernah/sedang cuci darah karena didiagnosis penyakit gagal ginjal terdapat pada provinsi DKI Jakarta sebesar 38,7 persen, sedangkan yang paling rendah pada provinsi Sulawesi Utara sebesar 2 persen. Rata-rata yang dimiliki seluruh provinsi Indonesia adalah sebesar 19,3 persen.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak individu yang melakukan cuci darah karena penyakit gagal ginjal.
Oleh karena itu, menjadi penting untuk memberikan dukungan seperti social support.
Cohen (dalam Schwarzer & Leppin, 1991) menjelaskan bahwa social support dapat menekan reaktivitas neuroendokrin dan meningkatkan fungsi sistem imun. Kurangnya social support dapat berimplikasi pada memburuknya penyakit yang diderita.
Dilansir dari NKF (National Kidney Foundation), penderita gagal ginjal kronis akan mengalami penurunan angka Estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR). Terdapat 5 tahapan dari gagal ginjal berdasarkan dengan angka eGFR, yaitu tahap 1 (kerusakan fungsi ginjal normal, angka eGFR 90 atau lebih), tahap 2 (kerusakan dengan kehilangan fungsi ginjal ringan, angka eGFR 60- 89), tahap 3a (hilangnya fungsi ginjal taraf ringan- sedang, angka eGFR 45- 59), tahap 3b (hilangnya fungsi ginjal pada taraf sedang- berat, angka eGFR 30-44), dan tahap 4 (hilangnya fungsi ginjal taraf parah, angka eGFR 15-29).
Menurut Johnson & Johnson (1991), dukungan sosial meliputi dukungan emosional/dukungan informasional dapat meningkatkan kesejahteraan dengan adanya orang yang memberikan pertolongan/dorongan semangat, penerimaan, dan perhatian yang dapat mempermudah individu dalam menghadapi berbagai situasi tegang.
Social support ini dibutuhkan oleh seorang pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal terutama dalam hal kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatannya.
Baca juga: Jokowi Nyaris Santap Buah Berformalin, Jika Masuk Tubuh Bisa Gagal Ginjal, Ini Cara Mudah Mengenali
Selain berkaitan dengan kepatuhan, social support juga dibutuhkan untuk meningkatkan taraf resiliensi (bertahan dan bangkit kembali setelah mengalami masa-masa yang sulit) pasien yang mengalami gagal ginjal dan sedang menjalankan pengobatan.
Selain itu, social support juga memiliki pengaruhnya terhadap penerimaan diri dari yang pasien memiliki penyakit gagal ginjal. Maka dari itu, pasien diharap untuk lebih terbuka dan dengan adanya orang lain dapat menciptakan rasa nyaman bagi pasien.
Social support inilah yang dapat menjadi tempat bagi pasien gagal ginjal untuk berkeluh kesah terhadap rintangan yang dialami oleh mereka.
Tak hanya itu social support juga dapat mempengaruhi mekanisme koping bagi pasien gagal ginjal, terutama di tengah perubahan yang terjadi dalam diri pasien selama melakukan terapi hemodialisis.
Pasien gagal ginjal kronis yang menjalankan perawatan hemodialisis yang mendapatkan social support akan memiliki kepercayaan bahwa dirinya dicintai dan dihargai oleh orang lain.
Menurut Wahyuningsih (2011), pasien yang mendapat dukungan psikologis dari keluarga akan memiliki ketenangan psikologis dalam menghadapi kondisi kesehatanya.