Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Mengenal Sosok Sri Yuliana, Kader Kesehatan Pengabdi Masyarakat Desa Kluwut

Melihat kondisi desa Kluwut dengan angka stunting yang tinggi, Sri Yuliana tergerak untuk aktif terlibat sebagai kader Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Editor: Content Writer
zoom-in Mengenal Sosok Sri Yuliana, Kader Kesehatan Pengabdi Masyarakat Desa Kluwut
Istimewa
Salah satu warga desa Kluwut bernama Sri Yuliana tergerak untuk aktif terlibat sebagai kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam percepatan penurunan stunting. 

Meski hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), Sri tetap percaya diri untuk terus mengabdikan diri pada desa kelahirannya. Awalnya memang ada perasaan minder, namun Sri mengalahkannya dengan tekad belajar yang kuat. Baginya, tidak ada kata terlambat. Selagi ada kemauan,semua ilmu bisa dipelajari.

“Kepercayaan diri itu muncul karena terus dipupuk, rasa semangat juga timbul karena didukung oleh kader lainnya, terutama ibu Kholisoh yang memberikan kepercayaan penuh kepada saya,” bebernya.

Kader Kesehatan Pengabdi Masyarakat Desa Kluwut 1

Setelah isu stunting ramai di desanya, kini ia juga aktif menjadi kader TPK yang bertugas mendata keluarga beresiko stunting, hingga menjadi pengurus di Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Desa Kluwut.

Sri bersyukur desanya menjadi salah satu desa dampingan Tanoto Foundation untuk Program Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah. Desa Kluwut terpilih menjadi salah satu lokasi untuk program Rumah Anak SIGAP yang berfokus pada layanan pengasuhan anak usia 0-3 tahun.

“Program dari Tanoto Foundation sangat membantu sekali bagi kami di desa ini. Kami lebih percaya diri karena dilatih bicara di depan umum, membuat presentasi, hingga bagaimana memobilisasi warga untuk datang ke Rumah Anak SIGAP,” katanya.

Sebagai koordinator Rumah Anak SIGAP, ia mengaku bangga karena warganya mau datang berkunjung dan membawa anaknya ke Rumah Anak SIGAP.

Ia tidak lagi mau mendengar bahwa desa Kluwut merupakan desa miskin atau terbelakang. Dengan perjuangan yang gigih, Sri yakin angka stunting di desanya juga akan turun, asalkan semua pihak bersama-sama melakukan perubahan.

Berita Rekomendasi

“Saya ingin melihat dan mendengar desa tercinta saya ini, desa Kluwut, tidak dipandang sebelah mata lagi,” katanya mengakhiri percakapan.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas