Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bawaslu: Kemenangan Kotak Kosong Harus Dihargai, Parpol Perlu Evaluasi

Fenomena kotak kosong, kata Lolly, menunjukkan adanya tantangan besar bagi partai politik untuk mengevaluasi kinerja dan strategi mereka di daerah.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bawaslu: Kemenangan Kotak Kosong Harus Dihargai, Parpol Perlu Evaluasi
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty saat membuka Media Gathering dan Diskusi Media Evaluasi Pengawasan Pemilihan Serentak 2024 di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (3/12/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow 

TRIBUNNEWS.COM, BINTAN - Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, menyebut kemenangan kotak kosong atau kolom kosong dalam Pilkada Serentak 2024 perlu dihormati.

“Kalau kemenangan kolam kosong berarti itu fenomena politik yang ada di daerah itu dan itu harus dihargai,” kata Lolly kepada wartawan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Rabu (4/12/2024). 

Baca juga: Marak Fenomena Kotak Kosong di Pilkada Serentak 2024, Ini Penjelasan Bawaslu

Fenomena kotak kosong, kata Lolly, menunjukkan adanya tantangan besar bagi partai politik untuk mengevaluasi kinerja dan strategi mereka di daerah yang bersangkutan.

"Dalam konteks ini tentu bagi partai politik ini kan jadi refleksi. Kok bisa lalu dikalahkan oleh kolam kosong,” tuturnya.

“Maka apa yang harus dilakukan ke depan itu akan menjadi koreksi. Menurut saya tentu semua pihak akan mengkoreksi,” ia menambahkan. 

Sesuai aturan, pilkada berikutnya yang di mana kotak kosong, harus dilakukan paling lama dalam rentang 1 tahun setelah Pilkada Serentak 2024. 

Berita Rekomendasi

Fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi dan menjadi momen penting untuk pembelajaran dalam proses demokrasi.

Baca juga: 41 Daerah Miliki Calon Tunggal pada Pilkada Serentak 2024: Ini Daftar Daerah Kemenangan Kotak Kosong

“Dia harus sudah segera menyiapkan untuk persiapan pemilu berikutnya. Karena kan harus diulang setahun ke depan. Artinya September 2025 harusnya terjadi lagi di yang kolam kosong dimenangkan,” pungkasnya. 

Evaluasi terhadap fenomena ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem politik dan mendorong partai untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat.

Bawaslu juga berharap fenomena ini dapat menjadi titik balik bagi semua pihak untuk memastikan pemilu mendatang berjalan lebih baik dan inklusif.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas