Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Skenario Konflik Sesudah Serbuan Hamas 7 Oktober 2023
Potensi front perang baru selain Jalur Gaza ada di perbatasan Israel-Lebanon, Israel-Suriah di Golan, dan wilayah Tepi Barat.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Sebab, Hezbollah Lebanon hanya satu di antara banyak faksi atau kekuatan politik yang punya peran penting di Lebanon.
Jika pemerintah Lebanon menolak terlibat, kemungkinan besar Iran akan mengerem partisipasi dan dukungan langsung ke Hezbollah Lebanon untuk membuka front tempur baru di utara.
Apakah opsi lain Iran akan melibatkan diri terjun langsung ke peperangan? Kecil kemungkinannya, mengingat efek dan kerugian besar yang bisa diderita Iran yang sedang tumbuh.
Begitu pula di perbatasan Israe-Suriah di dataran tinggi Golan. Semua akan tergantung sikap dan keputusan Iran, dan tentu saja pemerintah Suriah di Damaskus.
Bagaimana dengan sikap Arab Saudi? Meski belakangan agak renggang dengan Washington, Arab Saudi tetap menjadi sekutu penting Washington di Timur Tengah.
Arab Saudi dan juga Emirat Arab, saat ini terlihat semakin fokus membangun ekonomi negaranya, dan mulai enggan terlibat lebih jauh dalam perang tak berkesudahan di Suriah dan Yaman.
Pangeran MBS sebagai penguasa de facto Kerajaan Saudi akan memilih jalan aman, tidak terlibat terlampau jauh di konflik Israel-Hamas.
Apalagi secara ideologis, Hamas yang mewarisi doktrin Ikhwanul Muslimin dianggap, membahayakan eksistensi bani Saud dan kerajaan.
Bagaimana Mesir? Karena terikat perjanjian damai dengan Israel, Kairo tidak akan pernah macam-macam, apalagi memberi dukungan militer ke Hamas.
Sebagai satu-satunya negara yang memiliki perbatasan langsung dengan Israel dan Jalur Gaza, Mesir kemungkinan akan lebih banyak membantu secara kemanusiaan.
AS, Israel dan Mesir pun telah berkomunikasi guna mengelola jalur keluar dari Gaza ke wilayah Mesir via Rafah.
Israel telah memperingatkan dan meminta warga Gaza untuk meninggalkan wilayah itu jelang invasi darat. Sudah cukup banyak yang keluar dan masuk ke wilayah Mesir.
Masalahnya, seberapa banyak Mesir sanggup menampung kehadiran pengungsi dari Gaza? Serta seberapa lama mereka akan berdiam di wilayah Mesir?
Mesir juga berhitung tidak ingin wilayahnya dijadikan pangkalan kelompok yang berkonfrontasi dengan Israel dan kelak memicu perang perbatasan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.