Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Invasi Darat Israel ke Jalur Gaza Ditunda atau Batal?

Presiden AS Joe Biden meninggalkan Israel, dan menjanjikan bantuan kemanusiaan ke Gaza sembari menegaskan dukungan ke Israel.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Invasi Darat Israel ke Jalur Gaza Ditunda atau Batal?
MENAHEM KAHANA/AFP
Pasukan Israel menggerakkan tank di dekat kibbutz Nahal Oz di perbatasan dengan Jalur Gaza pada 15 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Presiden AS Joe Biden telah meninggalkan Israel, pulang ke Washington setelah berkunjung ke negara zionis itu selama satu hari.

Biden gagal bertemu Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Raja Abdullah dari Yordania. Biden juga tidak bertemu Presiden Mesir Abdel Fatah al Sisi.

Menegaskan dukungan penuh AS ke Israel, Biden menjanjikan bantuan kemanusiaan senilai 100 miliar dolar AS ke penduduk Palestina di Gaza.

Biden juga memastikan bantuan kemanusiaan bisa memasuki Gaza lewat pintu perbatasan Rafah Mesir.

Israel mendukung Biden, dengan catatan bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan, air dan obat-obatan itu tidak boleh jatuh ke tangan Hamas.

Badan PBB yang akan mengatur distribusi bantuan tersebut. Ini perkembangan terkini di Tengah konflik Israel-Hamas dan warga Palestina di Gaza maupun Tepi Barat.

Baca juga: Siapa Membom Rumah Sakit Al Ahli di Jalur Gaza?  

Baca juga: Siapa Bisa Cegah Eksodus dari Jalur Gaza?

Baca juga: Skenario Terburuk, Jalur Gaza Jatuh ke Tangan Israel

Bombardemen udara Israel terus terjadi, menyusul petaka besar dibomnya RS Al Ahli di Gaza yang menewaskan sekurangnya 600 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan.

BERITA REKOMENDASI

Peristiwa ini memicu kecaman dan kutukan internasional terhadap Israel, yang dianggap melanggar semua batas merah kejahatan perang.

Di perbatasan Israel-Lebanon, pasukan Israel meladeni serangan demi serangan kelompok bersenjata Hezbollah.

Situasi di utara Israel dan Lebanon selatan ini sangat rapuh.  Pertempuran besar bisa meledak sewaktu-waktu dalam skala yanag sulit dibayangkan.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana nasib invasi darat yang semula menggebu hendak dilakukan militer Israel sejak akhir pekan lalu?

Mobilisas mesin tempur dan pasukan dalam jumlah besar telah dilakukan Israel di sepanjang perbatasan dengan Gaza.

Secara persiapan militer Israel tampak relatif siap menggelar invasi darat. Namun setelah 24 jam berlalu sejak ultimatum agar warga Gaza utara pergi, operasi ditunda.

Semula karena alasan cuaca. Sepanjang akhir pekan itu badai dan hujan besar melanda pesisir Israel, terutama di Tel Aviv.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas