Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Siapa Bilang Gibran "Anak Bawang"?

Keberadaan Gibran sebagai cawapresnya Prabowo diestimasikan tidak akan mendongkrak elektabilitas Menteri Pertahanan itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Siapa Bilang Gibran
ist
Dr Abraham C Hutapea SE SH MM (kanan). 

Oleh: Dr Abraham C Hutapea SE SH MM

TRIBUNNEWS.COM - Gibran Rakabuming Raka adalah 'anak bawang.   

Demikianlan sebagian publik mengasumsikan ketika putra sulung Presiden Joko Widodo itu “didapuk” Prabowo Subianto sebagai calon wakil presidennya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Anak bawang adalah istilah yang menunjuk peserta suatu permainan yang tidak diperhitungkan.

Dalam konteks Pilpres 2024, keberadaan Gibran sebagai cawapresnya Prabowo diestimasikan tidak akan mendongkrak elektabilitas Menteri Pertahanan itu.

Siapa bilang Gibran anak bawang? Pertanyaan ini sangat relevan untuk disampaikan terkait cawapres pasangan Ketua Umum Partai Gerindra itu yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri atas Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan partai non-parlemen seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora dan Partai Garuda.

Anak muda bukan jaminan tidak bisa bekerja. Anak muda bukan jaminan tidak bisa berprestasi. Lihat saja prestasi Gibran selama hampir tiga tahun ini menjadi Walikota Surakarta, Jawa Tengah.

Berita Rekomendasi

“Anak tua” pun, kalau tidak bisa bekerja dan tidak berprestasi, buat apa? Lihat saja sejumlah kepala daerah yang dalam sisi usia tidak muda lagi, tetapi mereka tidak bisa bekerja, apalagi berprestasi.

Lihat pula perolehan suara Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta tahun 2020 lalu, dimana pasangan ini mendapatkan 86,5 persen suara.

Bandingkan dengan perolehan suara Jokowi-Ma’ruf Amien di Surakarta dalam Pilpres 2019 yang “hanya” 82,22 persen.

Artinya, Gibran berhasil “mengalahkan” ayahnya dalam perolehan suara pemilu. Ini sebuah prestasi yang tak bisa dinafikan.

Memang ada asumsi kemenangan Gibran di Pilkada Surakarta 2020 karena ditopang PDIP yang merupakan pemenang Pemilu 2019 di Kota Surakarta. Ini tidak salah.

Tetapi kalau kita jeli, dalam pemilihan langsung itu sering terjadi anomali. Elektabilitas parpol terkadang tidak paralel dengan elektabilitas calon kandidat.

Contohnya dalam Pilpres 2004. Saat itu, Partai Demokrat ibarat anak bawang atau anak bau kencur yang baru lahir.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas