Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Posyandu Jadi Garda Terdepan Pencegahan dan Penanggulangan Stunting

Kader posyandu harus secara aktif terus melakukan edukasi terkait stunting bagi warga di wilayahnya untuk mencegah timbulnya kasus stunting

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Posyandu Jadi Garda Terdepan Pencegahan dan Penanggulangan Stunting
Istimewa
Para kader bersemangat menyelesaikan penugasan terkait deteksi dini stunting saat kegiatan peningkatan literasi 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Indonesia telah menetapkan penurunan angka stunting sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Berbagai upaya intervensi baik sensitif maupun spesifik terus dilakukan untuk mewujudkan target penurunan prevalensi stunting.

Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di tahun 2022 telah menunjukkan tren penurunan angka stunting menjadi 21,6 persen dari yang sebelumnya di angka 24,4 di tahun 2021. Namun demikian angka ini masih jauh dari target pemerintah sebesar 14% di tahun 2024.

Dalam rangka mengejar target tersebut, pemerintah telah menetapkan 11 intervensi spesifik yang difokuskan pada masa sebelum kelahiran dan pada anak usia 0-23 bulan, diantaranya konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta, tatalaksana balita dengan masalah gizi, imunisasi, dan edukasi gizi bagi remaja, ibu hamil dan keluarga termasuk edukasi terkait Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Mayoritas dari intervensi ini bertumpu  pada posyandu sebagai ujung tombak implementasinya.

Berdasarkan hasil SSGI tahun 2021, angka stunting di Provinsi Banten masih mencapai 24,5%.

Baca juga: Fokus Penurunan Stunting, APBN Punya Kebijakan Khusus untuk Tingkatkan Kesejahteraan Anak Indonesia

Sementara Kabupaten Lebak termasuk dalam zona kuning dengan angka stunting sebesar 26,2%.

Sebagai upaya menyikapi hasil survei tersebut, Kecamatan Kalanganyar sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Lebak telah melakukan berbagai program untuk membantu percepatan penurunan angka stunting di wilayah Kabupaten Lebak termasuk salah satunya adalah peningkatan kapasitas dan literasi kader posyandu.

Penyelenggaraan posyandu yang efektif menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan intervensi spesifik stunting dan kader posyandu yang andal dan terliterasi dengan baik menjadi modal utama.

Berita Rekomendasi

Oleh karenanya, berangkat dari rekam jejak pendampingan peningkatan kapasitas kader posyandu di berbagai wilayah di Indonesia dan sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, tim pengabdian masyarakat Departemen Gizi Kesmas FKM UI yang diketuai oleh Wahyu Kurnia Yusrin Putra, SKM, MKM menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat  berupa peningkatan literasi Kader Posyandu terkait stunting dan anemia melalui skema Hibah  Pengabdian Masyarakat DPPM UI tahun 2023.

‘Kita tahu bahwa salah satu kunci keberhasilan penanganan stunting berawal dari deteksi dini kasus dan edukasi pencegahan oleh para kader posyandu. Oleh karenanya menjadi penting untuk terus meningkatkan literasi dan berbagi pengalaman dengan para kader agar posyandu menjadi semakin berdaya dan efektif dalam mencegah dan menangani kasus stunting,"  ujar Wahyu.

Kegiatan peningkatan literasi dipusatkan di Kantor Kecamatan Kalanganyar, Lebak-Banten dan dibuka secara resmi oleh Ibu Mayasari selaku Ketua Tim Penggerak PKK tingkat Kecamatan pada Senin 27 November 2023.

Dalam sambutannya, Mayasari menyampaikan bahwa di wilayah Kalanganyar masih ditemukan sejumlah kasus balita stunting.

‘Saat diidentifikasi adanya kasus stunting di masyarakat, kami segera melakukan kunjungan rumah untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Selain itu para kader posyandu juga secara aktif terus melakukan edukasi terkait stunting bagi warga di wilayahnya untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru.

"Kami sangat menyambut baik terselenggaranya kegiatan peningkatan literasi ini karena para kader jadi bisa mendapatkan update terkait stunting dan mendiskusikan tantangan di lapangan,’ kata Mayasari.

Camat Kalanganyar Bayu Hadiyana, SIP, MSi menyatakan dukungannya terhadap kegiatan yang dilakukan tim FKM UI.

"Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Para kader jadi lebih percaya diri karena bisa mendapatkan tambahan ilmu dan pengalaman. Kegiatan ini juga melengkapi rangkaian kegiatan pelatihan kader yang telah dilakukan selama ini yang bekerjasama dengan pihak Puskesmas. Mudah-mudahan setelah kegiatan ini para kader jadi lebih semangat untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Kalanganyar," katanya.

Menariknya bersamaan dengan dilakukannya kegiatan peningkatan literasi kader posyandu, juga dilaksanakan kegiatan pengabdian lain yaitu ‘Peningkatan literasi pemuka agama dalam rangka penurunan stunting’ oleh Dr. Ir. Asih Setiarini, MSc, ‘Edukasi gizi remaja untuk siswa SMP’ oleh Dr. Ir. Diah M Utari dan ‘Pemanfaatan game online untuk peningkatan literasi tentang anemia pada siswa SMA’ oleh Nurul Dina Rahmawati, SGz, MSc.

Pelaksanaan berbagai kegiatan ini menjadi salah satu bentuk edukasi bagi para stakeholders terkait bahwa penurunan stunting memerlukan kepedulian dan kontribusi dari berbagai pihak.  (Tribunners/Wahyu Kurnia Yusrin Putra SKM MKM)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas