Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kiai Marzuki Mustamar Dipecat, Muktamar Luar Biasa Pilihan Tepat
Kampanye Kiai Marzuqi Mustamar mendapat serangan balik dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Editor: Malvyandie Haryadi
Oleh: KH. Imam Jazuli, Lc. MA.*
TRIBUNNERS - Siapa yang tidak kenal profil Kiai Marzuki Mustamar, yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk perjuangan? Hanya karena berbeda pilihan, politik menyumbat jalan pengabdian.
Kiai Marzuki Mustamar memberikan dukungan penuh untuk paslon nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar.
Dengan segmen kampanye komunitas santri, ia menyebutkan beberapa nama pesantren yang dapat jadi rujukan, antara lain: Ploso, Lirboyo, Sarang, Tegalrejo, Sidogiri, Gasek Malang.
Kampanye Kiai Marzuqi Mustamar mendapat serangan balik dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ia diberhentikan dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur sesuai dengan Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 267.c/A.II.04/09/2023 tanggal 17 Shafar 1445 H/3 September 2023 tentang Perpanjangan Masa Khidmat dan Perubahan Susunan PWNU Jawa Timur Antar Waktu.
Pemecatan pengurus-pengurus NU dari posisi masing-masing bukan suatu kebijakan objektif. Buktinya, pengurus-pengurus PBNU yang memberikan dukungan kepada paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tetap ‘dipelihara’.
Mereka mampu mempertahankan posisi dan jabatannya di PBNU, walau menjadi bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Beberapa waktu yang lalu, muncul beberapa nama pengurus NU yang menjadi bagian TKN, yaitu: Nyai Mahfudhoh Ali Ubaid (Dewan Pembina PP Muslimat NU), Hj Arifah Choiri Fauzi (Sekretaris PP Muslimat NU), KH. Ali Masykur Musa (Ketua Umum PP ISNU), KH. Asep Saifuddin Chalim (Ketua Umum PP Pergunu).
Muslimat, ISNU, dan Pergunu memang benar adalah badan-badan otonom, mandiri, yang tidak terikat secara struktural dengan kepengurusan PBNU.
Hal ini memang memberikan peluang mengelak bagi PBNU, untuk mengatakan bahwa PBNU tidak punya hak untuk memecat kepengurusan badan-badan otonomnya tersebut.
Masalahnya, siapa yang menjadi segmen kampanye tokoh-tokoh puncak dari banom-banom NU tersebut?
Tentu jawabannya sama saja, yaitu warga Nahdliyyin.
Tokoh-tokoh PBNU bisa saja di permukaan menampilkan wajah netralitas, tetapi di belakang bermain bersama para tokoh dari banom-banomnya untuk mendukung Prabowo-Gibran.