Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Serbuan ke Crocus City Hall Moskow, Faktor AS, Ukraina, dan False Flag ISIS

Keempat tersangka pelaku disebut berpaspor Tajikistan. Mereka masuk Rusia dan beberapa hari menyiapkan aksinya di sebuah flat di pinggiran Moskow.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Serbuan ke Crocus City Hall Moskow, Faktor AS, Ukraina, dan False Flag ISIS
Al Mayadeen
Vladimir Putin sukses memenangi hasil penghitungan suara sementara Pemilu Rusia dengan perolehan suara mutlak 87,8 persen. 

Jika benar keempat pelaku berpaspor Tajikistan, maka ini bisa menjawab klaim barat yang mempropagandakan kelompok ISIS ada di balik serangan ini.

Kedutaan AS di Moskow anehnya telah mengeluarkan peringatan akan terjadi sesuatu, menargetkan kerumunan, beberapa hari sebelum peristiwa itu terjadi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Jendera Oleksander Syrsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Jendera Oleksander Syrsky (Wikipedia)

Warga AS yang berada di manapun di Rusia diminta untuk menjauhi kerumunan massa dalam bentuk dan acara apapun.

Lalu Jumat malam, 22 Maret 2024 terjadilah pembunuhan massal di Crocus City Hall Moskow, dan beberapa jam kemudian klaim ISIS dinarasikan secara masif oleh media-media barat.

Pertanyaannya, benarkah ISIS pelakunya? Pertanyaan kedua, bagaimana AS mampu mendeteksi sesuatu dan persis kemudian terjadi?

Kedua pertanyaan ini berkaitan erat. ISIS atau Islamic State adalah kelompok teror paling keji, brutal, yang pernah tercipta dan memporakporandakan Irak dan Suriah.

Bangunan ISIS adalah proyek kontraintelijen yang diprakarsasi AS dan sekutunya, termasuk Israel, untuk mendestabilisasi Timur Tengah.

Berita Rekomendasi

ISIS dideklarasikan di Mosul, kota terbesar kedua di Irak, oleh Abu Bakr al Baghdady. Dia telah dinyatakan tewas oleh serangan udara AS di Suriah.

Mosul saat itu dikuasai kelompok bersenjata ISIS, yang terus memperluas cengkeramannya hingga menyeberang Suriah.

Gelombang amuk ISIS berlangsung berbulan-bulan, menciptakan horror di Irak maupun Suriah. Mereka merebut kota Raqqa di Suriah, dan berusaha memperluas kekuasaan ke beragai wilayah.

Di Irak, ISIS ini diproyeksikan menghancurkan pengaruh Iran, serta menciptakan horor ke kelompok-kelompok minoritas.

Proyek ini gagal total, setelah Brigade Al Aqsa Garda Republik Iran ikut turun tangan. Bersama pasukan Irak, kelompok pro-Iran ini merebut kembali Mosul.

Di Suriah, ISIS menceburkan diri dalam peperangan yang bertujuan menjatuhkan Presiden Bashar Assad.

ISIS bahu membahu secara tak langsung dengan berbagai kelompok proksi dukungan AS dan sekutunya di Eropa maupun Timur Tengah.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas