Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Serbuan ke Crocus City Hall Moskow, Faktor AS, Ukraina, dan False Flag ISIS
Keempat tersangka pelaku disebut berpaspor Tajikistan. Mereka masuk Rusia dan beberapa hari menyiapkan aksinya di sebuah flat di pinggiran Moskow.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Turki punya proksi di Suriah. Begitu pula Saudi, Emirat, Israel, dan berbagai negara yang berkepentingan dengan ambruknya Suriah.
Kontrol kekuatan barat atas ISIS bisa diperhatikan dari sepak terjang mereka yang tidak pernah mengusik Israel, meski dari Suriah, bisa dilakukan serbuan langsung.
Intelijen AS, Inggris, Kanada, menurut berbagai praktisi dan pakar konflik, banyak terlibat pelatihan, pendanaan, dan penggalangan kader dan simpatisan ISIS dari berbagai penjuru dunia.
Oleh karena itu, ketika Crocus City Hall diserbu, maka narasi pelakunya ISIS dengan mudah dipropagandakan mengingat paspor para tersangka dari Tajikistan.
Apa tujuannya? Ini adalah skenario brutal yang coba dijalankan para pendukung Ukraina ketika Kiev semakin kedodoran dalam pertempuran.
Ini zero zum game. Kultur Amerika mengenal baik bahasa prokem dalam permainan maupun konteksnya dalam peperangan.
Perang, bagi orang Amerika, adalah peristiwa yang menang atau kalah, seperti halnya menang atau kalah dalam sebuah permainan.
Menang atau kalahnya suatu perang bergantung pada pencapaian hasil yang dapat disertifikasi dan diukur, sama seperti pemindaian skor menentukan siapa pemenang atau pecundang dalam sebuah pertandingan atletik.
Prasangka ini mengendap dalam-dalam di benak masyarakat Amerika, yang hidupnya didominasi nilai-nilai kompetitif, gambaran metaforis pertandingan atletik, budaya permainan, yang merupakan bagian besar dari pengalaman sehari-hari.
Konflik Rusia-Ukraina yang jadi strategi perang proksi AS dan anggota NATO di bulan-bulan terakhir ini memperlihatkan wajah suram bagi Ukraina dan para sponsornya.
Rusia sukses merebut kota Avdeevka, yang bisa mengurangi secara signifikan pijakan serangan Ukraina ke wilayah Donbass yang bergabug ke Rusia.
Kehancuran aneka arsenal perang kiriman barat, termasuk tank tempur utama M1 Abrams, Bradley, artileri otomatis Caesar dari Prancis oleh pasukan Rusia jadi pertanda buruk.
Moskow secara strategis telah memenangkan operasi khususnya ke Ukraina. Sebuah perimeter keamanan lebar telah mereka amankan di sepanjang tapal batas Rusia-Ukraina.
Sebaliknya, para sponsor Ukraina kini kesulitan secara finansial dan mendapatkan tekanan ekonomi dan politik hebat untuk menyudahi peperangan di Ukraina.