Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sulteng Baru: Lebih Adil, Sejahtera, dan Penyangga IKN
Provinsi terluas dan jumlah penduduk terbesar kedua di Pulau Sulawesi ini memiliki sejumlah sektor potensial yang bisa dimaksimalkan.
Editor: Dewi Agustina
Perbedaan sebaran sumber daya alam dan iklim membuat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di provinsi ini tidak merata.
Tantangan yang dihadapi adalah terjadinya ketimpangan pembangunan antardaerah.
Sulteng membutuhkan perbaikan dan pembenahan infrastruktur darat, laut, dan udara sebagai kunci untuk membangun pemerataan pembangunan.
Hal ini dapat memacu keunggulan komparatif dari tiap tiap wilayah untuk kepentingan generasi akan datang.
Penyangga IKN
Dengan letak geografis yang strategis dan potensi yang komparatif, Sulteng memiliki banyak peluang, apalagi Sulteng memiliki posisi stategis setelah ibukota negara pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
IKN ibarat rumah baru untuk Sulteng.
Banyak hal yang bisa difasilitasi oleh Provinsi Sulteng, sebagai salah satu provinsi terdekat dengan IKN.
Sulteng dapat memosisikan diri sebagai pintu gerbang sekaligus penopang/penyangga IKN di Kalimantan.
Posisi itu membawa harapan baru berupa kemajuan daerah dan pemerataan pembangunan.
Bahkan, Sulteng menjadi tulang punggung atau kawasan penunjang IKN, khususnya dalam hal penyediakan bahan bangunan hingga penyediaan pangan.
Penetapan IKN memberikan dampak kepada daerah-daerah yang berada di sekitarnya, termasuk Sulteng.
Untuk itu, Sulteng harus segera berbenah dan bersiap dengan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk mendukung pembangunan IKN dan terciptanya pemerataan pembangunan di Indonesia.
Sulteng sebagai pintu gerbang kawasan Timur Indonesia yang akan berpartisipasi menyukseskan IKN.
Dengan luas wilayah 61.841,29 kilometer persegi dan luas perairan 77.295 Kilometer persegi, serta memiliki 4 perairan yaitu Selat Makasar, Laut Sulawesi, Teluk Tolo, dan Teluk Tomini sangat berpotensi berperan menopang kebutuhan IKN.