Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Benarkah Penerapan Bilingual pada Anak Jadi Penyebab Speech Delay?

Di era globalisasi ini, banyak orangtua yang menerapkan konsep bilingual atau dwi bahasa pada anak sejak dini.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Benarkah Penerapan Bilingual pada Anak Jadi Penyebab Speech Delay?
istimewa/dok pribadi
Lisa Suhayati, S.S., M.Pd, Pemerhati Bahasa, Dosen Prodi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang 

Oleh karena itu, stimulasi dari lingkungan sosial anak sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan bicaranya sedini mungkin.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memberi stimulasi bahasa pada anak mulai dari membacakan buku, mengajaknya mengobrol, merespon bayi atau anak saat dia mengeluarkan bunyi atau berbicara dengan kata kalimat sederhana atau bernyanyi.

Damayanti (2022) dalam sebuah artikel jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia mengatakan bahwa  kegiatan bernyanyi, bercakap-cakap, tebak kata, bermain peran, puzzle dan bercerita adalah beberapa stimulasi yang efektif dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak.

Tentunya hal ini perlu didukung oleh pembatasan penggunaan gawai pintar (gadget) agar anak dapat focus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan studi Rahayu dkk. (2021), gadget dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak.

Oleh karena itu, anak-anak perlu didampingi dan didukung agar tidak terjadi hambatan perkembangan terutama dalam hal perkembangan bahasanya.

Dari berbagai paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan bilingual (dwi bahasa) pada anak bukanlah faktor penyebab keterlambatan berbicara (speech delay) pada anak.

Adapun penyebab utama keterlambatan bicara pada anak selain faktor fisiologis adalah kurangnya stimulasi bahasa dari lingkungan sekitar anak.

Berita Rekomendasi

Walaupun ada anak bilingual yang mengalami keterlambatan bicara, maka penyebabnya bukanlah bilingual itu sendiri.

Macleod et al. (2017) menjelaskan bahwa penggunakan bilingual sejak usia dini dapat meningkatkan kosakata yang dimiliki anak dan juga tidak menghambat laju pertumbuhan kosakata anak dalam bahasa mayoritasnya.

Jadi, jangan khawatir jika ingin menerapkan konsep dwi bahasa pada anak.

Selama orangtua memberikan stimulasi bahasa yang cukup dan tetap mendampingi anak serta mampu mengevaluasi perkembangan bahasa anaknya, penerapan dwi bahasa tidak memberikan dampak negative pada anak.

Artikel ditulis Lisa Suhayati, S.S., M.Pd, Pemerhati Bahasa, Dosen Prodi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas