Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Operasi Bom Pager Lebanon dan Kejahatan Perang Israel

Setidaknya 20 orang tewas dan mendekati 3.000 orang lainnya luka ringan hingga berat di seantero Lebanon sejak Selasa (17/9/2024).

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Operasi Bom Pager Lebanon dan Kejahatan Perang Israel
AFP/ANWAR AMRO
Ambulans dikelilingi oleh orang-orang di pintu masuk Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut, pada 17 September 2024, setelah ledakan menghantam lokasi di beberapa benteng Hezbollah di sekitar Lebanon di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung antara Israel dan pejuang Hezbollah. - Ratusan orang terluka ketika perangkat pemanggil anggota Hezbollah meledak secara serentak di seluruh Lebanon pada 17 September, dalam apa yang menurut sumber yang dekat dengan gerakan militan tersebut sebagai "pelanggaran Israel" terhadap komunikasinya. (Photo by Anwar AMRO / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Setelah aksi terorisme peledakan bom jarak jauh lewat radio panggil atau pager, Lebanon kembali diguncang ledakan lanjutan.

Kali ini yang meledak handy talky atau HT dan sejenisnya, termasuk telepon seluler di sejumlah gerai penjualan ponsel di Beirut, Rabu (18/9/2024).

Sejumlah skuter berenergi listrik dan tape mobil juga meledak di Lebanon, memicu kebakaran kendaraan dan rumah.

Setidaknya 20 orang tewas dan mendekati 3.000 orang lainnya luka ringan hingga berat di seantero Lebanon sejak Selasa (17/9/2024).

Di antara yang terluka adalah Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani. Di antara korban tewas ada anak berumur 10 tahun, putri seorang anggota Hizbullah.

Mereka jadi korban apa yang kemudian diketahui sebagai bom jarak jauh radio panggil atau pager atau beeper.

Baca juga: Terkait Ledakan Pager di Lebanon, Menhan Israel Yoav Gallant Bicara Mulai Fase Baru Perang di Utara

Baca juga: Tak Hanya Meledak di Lebanon, Pager Juga Meledak di Ibu Kota Suriah, 10 Orang Terluka

Baca juga: Yordania Siap Bantu Lebanon Rawat Ribuan Korban Ledakan Pager

Militer dan intelijen Israel diyakini telah mengubah alat komunikasi mungil itu menjadi senjata mematikan dalam perangnya melawan Hizbullah Lebanon.

Berita Rekomendasi

Beeper yang berledakan serentak di Lebanon mencantumkan merek Gold Apollo, pabrikan Taiwan, yang memproduksi barang itu di Budapest, Hungaria.

Perkembangan ini sangat mengejutkan, lebih-lebih di zaman serba internet dan penggunaan telepon seluler yang begitu masif.

Dua hal pertama yang bisa dikatakan dari peristiwa ini, beeper atau pager ternyata kembali jadi alat komunikasi andalan kalangan tertentu di Lebanon.

Kedua, Israel akhirnya mengenali alat berbasis frekuensi radio ini dijadikan sarana utama komunikasi Hizbullah Lebanon guna menghindari pelacakan berbasis GPS yang biasanya ada di telepon seluler.

Mantan analis National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden, yakin ledakan serentak di alat komunikasis beeper di Lebanon ini dirancang sistematis sejak lama.

Ledakan itu bukan akibat peretasan atau kesalahan sistem, tapi peledakan jarak jauh dari bahan peledak yang ditanamkan dalam baterai pager.

Snowden yang kini tinggal di Rusia sejak membocorkan rahasia kejahatan intelijen militer Amerika, mengkategorikan serangan itu sebagai aksi terorisme.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas