Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Katakan Terima Kasih untuk Jokowi, Tapi Tidak untuk Mulyono
Jokowi di akhir masa jabatannya terkesan menggunakan aji mumpung untuk memasukkan anak dan menantunya ke dalam pemerintahan.
Editor: Hasanudin Aco
Dinasti politik Jokowi makin kental terasa. Menantunya, Bobby Nasution kini juga maju menjadi calon Gubernur Sumatera Utara.
Gelombang kritik keras kini melanda Jokowi dan keluarganya.
Publik kini menyoroti gaya hidup mewah Kaesang dan istrinya yang menumpang pesawat jet pribadi saat keberangkatan ke Amerika Serikat pada 18 Agustus 2024 lalu.
Kaesang hari Selasa, 17 September 2024 telah mengklarifikasi ke KPK.
Namun kritik keras terus mengalir lantaran diduga ada korelasi Kaesang dengan pemilik jet pribadi yang tak lain adalah pemilik perusahaan e commerce yang pindah ke Solo saat Gibran menjabat Wali kota.
Belum tuntas kritik keras terhadap Kaesang, Gibran yang sebentara lagi dilantik menjadi Wapres RI juga menjadi sorotan. Adalah akun di platform KasKus bernama Fufufafa yang dikatikan netizen dengan Gibran.
Akun tersebut berisi sindirian, hinaan dan cacian terhadap Prabowo saat Pilpres 2014.
Jokowi sendiri juga tak lepas dari nyinyiran publik. Nama kecil Jokowi yakni Mulyono kini kerap dilontarkan publik untuk menyindir dan merendahkan Jokowi sebagai kepala negara yang diduga menggunakan kekuasaannya untuk membentuk dinasti politiknya.
Kita ingat petuah petuah Lord Acton (1834-1902), guru besar sejarah modern di Uneversitas Cambridge, Inggris menyatakan “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”.
Petuah tersebut rupanya masih relevan bahkan di masa 100 tahun setelah kematian pencetusnya.