Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pemikiran dan Daya Juang Seorang Benny
Pandangan kritis tokoh dan aktivis yang biasa dipanggil Romo Benny ini, melampaui para tokoh agama pada umumnya.
Editor: Hasanudin Aco
Kami bersaksi Benny Susetyo adalah orang baik. Soal kegigihan dan dedikasinya yang tanpa batas diakui banyak pihak.
Benny sering berganti baju saat ingin menyampaikan pikiran dan kegelisahan.
Kadang menyebut diri sebagai wakil BPIP, kadang Pendiri Setara Institute, rohaniawan dan budayawan.
Predikat-predikat itu menandakan bahwa Benny bisa berganti peran, tetapi idealismenya untuk kemanusian, pluralisme dan HAM serta demokrasi tidak berubah.
Makanya Hendardi, Coki Naipospos, Rocky Gerung, kolega di Setara Institute, sering menyebutnya sebagai Romo Forkot.
Forkot merujuk pada Forum Kota, gerakan mahasiswa 98 yang salah satu tokohnya Adian Napitupulu dan terdepan dalam menyampaikan kritik jelang dan sesudah reformasi.
Pertemuan 27 Agustus 2024 lalu ternyata pertemuan terakhir saya dan Benny Susetyo. Dan saat itu, dalam forum diskusi pakar, Benny mengingatkan soal kemerosotan etika bernegara, korupsi dan vetokrasi republik.
Pembudayaan ideologi Pancasila dan disiplin dengan prinsip negara hukum demokratis atau demokrasi konstitusional harus tetap menjadi pemandu untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.
Selamat jalan Pak Benny Susetyo, istirahat dalam tenang dan damai.
Setara Institute dan banyak kawan tokoh dan aktivis serta komunitas korban dan marjinal yang dibela, berduka mendalam dan merasa kehilangan.