Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Pemerintah daerah berperan penting menciptakan perdamaian kota yang jadi syarat pembangunan masa depan berkelanjutan sekaligus menyumbang perdamaian.
Editor: Theresia Felisiani
Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Oleh AM Putut Prabantoro - Taprof Bidang Ideologi Lemhannas RI
TRIBUNNEWS.COM, Zhengzhou - Pemerintah daerah memiliki peran penting menciptakan perdamaian kota yang menjadi syarat pembangunan masa depan berkelanjutan, sekaligus ikut menyumbang perdamaian dunia.
Demikian dikemukakan AM Putut Prabantoro, Tenaga Profesional Bidang Ideologi pada Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, dalam The Second Session of The 2024 UCLG ASPAC Executive Bureau and The 2024 Council Meetings di Zhengzhou, Ibukota Provinsi Henan, China, Selasa (22/10/2024).
"Pemerintah daerah tidak hanya membangun peradaban tetapi juga harus menjadi agen perdamaian dengan berkolaborasi dan bekerjasama secara konstruktif, agar peradaban yang kita bangun ini, tidak menghancurkan kehidupan anak-cucu kita di masa mendatang dan juga sekaligus peradaban yang telah kita bangun bersama ini tidak dihancurkan oleh anak- cucu kita melalui perang di masa depan," jelas Putut, Rabu (23/10/2024).
Pertemuan UCLG ASPAC di Zhengzhou yang mengambil tema “Innovation-Driven Regional Collaboration: Building a Green, Digital, and High-Tech Urban Future” ini dihadiri oleh 70 pemda dari 13 negara, plus sejumlah asosiasi pemerintah kota.
Menyinggung kebijakan Presiden Prabowo Subianto “Good Neighbour Policy”, yang menekankan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis, saling menghormati dan mengutamakan kerjasama yang konstruktif antarnegara, Putut melihat bahwa hubungan antarnegara atau antarbangsa adalah sebuah anugerah dan rahmat yang harus dirawat dan dihidupi.
Putut mengingatkan bahwa peradaban seringkali dihadapkan dengan berbagai risiko negatif, terutama, yang akan muncul di masa datang yang berujung pada kehancuran kehidupan manusia dan peradaban yang dibangun. Risiko kehancuran itu bakal dialami oleh anak dan cucu di masa depan akibat ulah manusia itu sendiri. Contohnya adalah perang.
Putut menyebut selama 5.600 tahun terakhir telah terjadi 14.600 perang yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan dari generasi ke generasi. Seperti yang belakangan ini terjadi di Timur Tengah, ataupun antara Ukraina dan Russia.
"Kita bisa menyaksikan bagaimana peradaban di Timur Tengah yang telah dibangun pada abad-abad sebelumnya oleh nenek moyang kita hancur karena konflik yang tiada berkesudahan," tandasnya.
Pesan perdamaian Paus Fransiskus
Dalam kesempatan tersebut, Putut mengajak para anggota USLG ASPAC untuk mengingat pesan perdamaian yang kembali disampaikan Paus Fransiskus saat mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura awal September lalu.
"Paus Fransiskus menekankan kita untuk menghargai martabat manusia serta ikut berbelarasa (compassion)," ujarnya.
Baca juga: Kecam Serangan kepada UNIFIL, Paus Fransiskus Tuntut Israel Hormati PBB
Paus Fransiskus, lanjut Putut, juga memromosikan Dokumen Abu Dhabi. Dokumen yang berjudul - The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together - ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Grand Syekh Ahmed At-Tayyeb di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019.