Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Waspada Hipertensi Saat Hamil

Bila dalam  keadaan hamil, hipertensi tidak hanya menimbulkan masalah bagi ibu tapi juga untuk janin.  

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Waspada Hipertensi Saat Hamil
Tribun Medan
Ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Bila dalam  keadaan hamil, hipertensi tidak hanya menimbulkan masalah bagi ibu tapi juga untuk janin.   

Oleh dr. Gladys Haryanto, dokter di RSUD Pendau Tambu Donggala Sulawesi Tengah

TRIBUNNEWS.COM - Baik dalam keadaan hamil ataupun tidak, hipertensi atau tekanan darah tinggi perlu  diwaspadai. 


Karena, keadaan hipertensi dapat memicu komplikasi serius.

Baca juga: Bisakah Ibu Hamil dengan Hipertensi Melahirkan secara Normal? Ini Kata Dokter

Dan bila dalam  keadaan hamil, hipertensi tidak hanya menimbulkan masalah bagi ibu tapi juga untuk janin.  

Hipertensi saat hamil disebut juga dengan istilah hipertensi gestasional, apabila terjadi  peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140/90 mmHg. 

Hipertensi dalam kehamilan menjadi penyulit kehamilan yang masuk dalam tiga penyebab kematian tersering pada kehamilan  bersama dengan perdarahan dan infeksi yang banyak menimbulkan kecacatan dan kematian. 


Beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, antara lain : 

Hipertensi kronik

Berita Rekomendasi

Biasa terjadi sebelum kehamilan yang kemudian menetap selama kehamilan, dan tidak hilang setelah  melahirkan. 

Hipertensi gestational

Terjadi pada usia lebih dari lima bulan kehamilan, tanpa  adanya protein pada air seni ibu hamil dan tanpa adanya tanda-tanda rusaknya organ pada tubuh  ketika ibu mengalami jenis ini. 

Preeklamsia/eklamsia atas dasar hipertensi kronik adalah  kondisi ketika hipertensi kronik tidak mendapatkan penanganan yang tepay atau sudah  memburuk sehingga berlanjut ketika hamil ini disertai dengan ditemukannya protein pada  pemeriksaan air seni ibu hamil. 


Preeklamsia/Eklamsia

Setiap tahunnya 305 dari 100 ribu ibu hamil di Indonesia meninggal dunia. Sepertiga dari kematian tersebut terjadi karena preeklamsia. Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Setiap tahunnya 305 dari 100 ribu ibu hamil di Indonesia meninggal dunia. Sepertiga dari kematian tersebut terjadi karena preeklamsia. Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. (IST)

Ketiga kondisi yang sudah  disebutkan di atas berpotensi berkembang menjadi preeklamsia

Terutama bilang tidak  mendapatkan penanganan yang benar. Kondisi ini adalah adanya tekanan darah tinggi yang  menyebabkan kerusakan organ pada tubuh dan ditemukannya protein dalam air seni. Kondisi ini  biasanya muncul setelah lima bulan masa kehamilan. 

Tanda dan gejala ibu hamil masuk ke  tahapan preeklamsia di antaranya merasakan sakit kepala yang tidak tertahankan, nyeri perut  kanan atas, mual, muntah, sesak napas, penglihatan kabur, jumlah air seni berkurang, kadar  trombosit menurun atau adanya gangguan fungsi organ hati. 

Kira-kira 15-25 persen wanita yang  didiagnosis awal dengan hipertensi dalam kehamilan akan mengalami Pre-Eklamsia Berat  (PEB). 

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas