Gegara Cuitan Kontroversi, Platform X Milik Elon Musk Boncos Hingga Rp 1,16 Triliun
Elon Musk mendukung sebuah cuitan yang berisi paham anti semitisme atau anti-Yahudi di platform media sosial X.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Sosial media Twitter yang kini telah berganti nama menjadi Platform X diproyeksikan merugi 75 dolar AS atau sekitar Rp 1,16 triliun (satuan kurs Rp 15.553).
Pembengkakan kerugian platform X milik Elon Musk terjadi usai lebih dari 200 pengiklan seperti Airbnb, Amazon, Coca-Cola, Apple Inc, Disney Co hingga Microsoft pekan ini kompak menghentikan iklan mereka di jejaring sosial X, sebagaimana dikutip dari New York Post.
Keputusan itu diambil para pengiklan lantaran Elon Musk mendukung sebuah cuitan yang berisi paham anti semitisme atau anti-Yahudi di platform media sosial X.
Baca juga: Elon Musk: Semua Pendapatan Platform X akan Diberikan untuk Rumah Sakit di Gaza
Tindakan ini sontak mengundang banyak kritikan karena kebencian anti semit yang diciutkan Musk bertentangan dengan nilai-nilai orang Amerika.
Tak hanya pembengkakan kerugian, akibat ulah Elon Musk media sosial Twitter yang kini telah berubah nama menjadi Platform X juga mengalami penurunan valuasi sebesar 55 persen hingga harganya anjlok tajam jadi 19 miliar atau Rp 301,42 triliun.
Hal tersebut berbanding jauh dengan total valuasi sebelum Twitter diakuisisi Elon Musk dimana pada Oktober 2022 harga jualnya mencapai 44 miliar dolar AS atau Rp 698 triliun.
Kebijakan Kontroversial Elon Musk
Tindakan kontroversial seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Elon Musk, sejak miliarder kondang ini menjadi pemilik baru dari platform X, sosial media X kerap menerapkan kebijakan – kebijakan kontroversial yang mengundang perdebatan dan amarah publik.
Salah satunya dengan rebranding logo pada sosial media Twitter, dari awalnya bergambar burung biru ikonik kini berubah menjadi simbol “X”.
Tak lama dari perubahan itu, Musk kembali memberlakukan kebijakan baru yang kontroversial yakni dengan menghapus fitur blokir akun pengguna serta menerapkan aturan pembatasan bagi akun yang belum terverifikasi.
Imbas diberlakukannya kebijakan ini, sejumlah perusahaan besar memutuskan untuk berhenti beriklan di platform X.
Hingga platform X diterpa isu kebangkrutan lantaran berulangkali menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) serta menutup sejumlah kantor cabang Twitter akibat gagal membayarkan tagihan beban utang.