Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NEWSVIDEO: Berburu Sinyal Telepon Genggam di Perbatasan

Sinyal telekomunikasi yang tergantung “musim”, yakni musim betul dan musim rusak membuat warga Temajuk kesulitan menghubungi kerabat.

Editor: Sapto Nugroho

“Katanya untuk diekspor ke China, buat kosmetik sama makanan. Kami berharap pemerintah juga membangun fasilitas pengolahan ubur-ubur di sini,” ucapnya.

Harapan Mulyadi cukup beralasan. Dia menilai, nilai ekonomis ubur-ubur akan meningkat jika ada fasilitas pengolahan di Temajuk, yang akan ikut mengkatrol kehidupan ekonomi masyarakat.

Disinggung isu lama mengenai batas negara, Mulyadi kemudian terkekeh, “Ha ha ha tidak ada lagilah.”

Buruknya kualitas telekomunikasi juga dirasakan oleh Kepala Subsektor Polisi Temajuk, Ipda Sukimin. Kadang Sukimin harus menuju Tanjung Bendera yang berjarak lebih dari 20 kilometer untuk sekadar melaporkan keadaan keamanan kepada atasannya di Polsek Paloh maupun Polres Sambas.

“Kalau ada sinyal yang lebih baik, sebenarnya bisa lebih mudah melaporkan situasi, tetapi kita sebagai aparat tetap mensyukuri apa yang ada,” kata Sukimin yang baru menyelesaikan sekolah alih golongan di penghujung 2014 kemarin.

Sukimin menuturkan, keamanan Temajuk sangat kondusif saat ini. Ia menilai, pembangunan yang dilakukan membuat warga semakin mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, akses yang jauh lebih mudah menuju Ibu Kota Kecamatan membuat warga semakin mudah menjual hasil alamnya yang berpengaruh terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Contohnya kalau sudah musim ubur-ubur, orang pada sibuk kerja nyari ubur-ubur, bisa jutaan rupiah mereka dapat. Kemudian musim lada juga. Mau jual ada pembeli yang datang ke sini. Masyarakat yang punya uang tentu tidak akan kepikiran melakukan tindakan kriminal, karena dapurnya ngepul,” ujar Sukimin beranalogi.

Berita Rekomendasi

Indri, warga Temajuk, mengaku sangat berharap jika pemerintah bisa segera memperbaiki akses telekomunikasi. “Kalau tidak rusak palingan hanya sebulan, setelah itu rusaknya bisa enam bulan, mau nelpon keluarga susah. Kalau sedang tidak rusak, muncul matahari muncul sinyal, kalau sudah mau malam mati lagi sinyalnya,” tutur penjaga warung makanan ini.

Untuk menuju Temajuk, diperlukan waktu tempuh dari Pontianak menggunakan roda empat selama 4,5 jam perjalanan menuju dermaga Teluk Keramat. Dari dermaga Teluk Keramat kemudian menuju penyeberangan Cermai, Kecamatan Paloh kurang lebih 2 jam perjalanan. Antara dermaga Teluk Keramat dengan dermaga Cermai masih mengandalkan penyeberangan perahu yang dibuat swadaya oleh masyarakat.

Dari penyeberangan Cermai, perjalanan kemudian dilanjutkan melalui jalan tanah dan berpasir. Di beberapa titik masih terdapat jembatan-jembatan rusak yang diperkuat dengan balok kayu. Jika kondisi kendaraan prima dapat ditempuh kurang lebih 2,5 jam. Jalan beraspal cukup mulus terhampar di dalam desa.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas