Laporan Wartawan Video Tribun Manado, Alexander Pattyranie

TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Di Kelurahan Airmadidi Bawah, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, ada kolam air bersih yang dilindungi pemerintah karena airnya tak pernah surut. Kolam ini disebut Mata Air Tumatenden.

Seorang warga, ketika disambangi www.tribunmanado.co.id, Kamis (11/6/2015), pun mengakuinya.

"Setahu saya, air di sini tidak pernah surut, meskipun pernah selama sembilan bulan kemarau panjang, tetap airnya (di pancuran) mengalir," ungkap Daniel Lengkong, warga setempat.

Konon, tempat ini menjadi kolam pemandian sembilan bidadari dari kayangan. Menurut legenda rakyat Minahasa, seperti pada relief. Pada zaman itu, di tempat mandi penduduk desa ini, airnya belakangan menjadi keruh.

Warga pun melaporkan pada seorang pemuda yang gagah perkasa bernama Mamanua. Suatu ketika Mamanua mencoba mengintip tempat itu, ia memergoki ada sembilan gadis yang sedang mandi di situ.

Dari balik semak-semak, Mamanua pun mengambil satu dari antara sembilan selendang milik mereka. Menyadari ada seseorang, para gadis itu pun mengambil masing-masing selendang, lalu terbang ke kayangan dan tak pernah kembali.

Namun, satu di antara mereka, bernama Lumalungdung, tak bisa terbang karena tak memiliki selendang. Terpaksa, ia pun tinggal di desa itu dan diperistrikan Mamanua hingga dikarunia seorang anak, yang dinamakan Walansendow.

Bahtera rumah tangga mereka berjalan baik, hingga Lumalungdung menemukan kembali selendang terbangnya. Dengan terpaksa dan berat hati, ia pun meninggalkan anaknya dan Mamanua, untuk kembali ke kayangan. Sebab itulah dibuat sembilan pancuran yang keluar dari kolam itu