VIDEO: Ratusan Meriam Karbit Semarakkan Lebaran di Pontianak
Alur sungai Kapuas yang membelah kota laksana menjadi medan perang
Editor: Bian Harnansa
Laporan Reporter Video Tribun Pontianak, Novi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Kota Pontianak memiliki tradisi menarik saat momen hari besar Idul Fitri tiba. Alur sungai Kapuas yang membelah kota laksana menjadi medan perang ketika ratusan meriam karbit adu kemampuan.
Menurut pemerhati budaya sekaligus penulis buku meriam ker(a)bit, Ahmad Sofian, tradisi meriam karbit mestinya dilihat secara keseluruhan, bukan hanya saat masa puncak atau adu dentuman. namun tak kalah pentinga dalah proses masyarakat dalam membangun sebuah meriam menyajikan semangat gotong royong yang luar biasa besar.
"Tak hanya itu, bagaimana masyarakat yang menyimpan meriamnya dan banyak lagi sisi-sisi lainnya,"katanya kepada Tribunpontianak.co.id Rabu (15/7/2015). Ahmad juga membuat rute permainan meriam guna mempermudah pengunjung yang ingin menyaksikan meriam karbit.
Sementara Joni, seorang pemain meriam karbit di gg Busri menuturkan untuk membuat sebuah meriam setidaknya dibutuhkan biaya hingga Rp 6 juta, terlebih kini kayu gelondongan sebagai bahan baku meriam sulit didapat.
"Satu meriam bisa tahan hingga 6 tahun,"katanya
Joni merupakan satu dari sekian banyak masyarakat Kota Pontianak yang mempertahankan tradisi agar tak tergerus zaman."kita berharap tradisi seperti ini tidak punah,"pungkasnya