VIDEO: 318 Pasang Kerbau Adu Cepat Memperebutkan Piala Bupati
Mereka berlomba adu cepat untuk memacu kerbau dengan sebuah gerobak yang dikendalikan joki.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Bali, Fadhila Haryati dan Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JEMBRANA - Ribuan warga memadati Lapangan Delod Berawah, Mendoyo, Jembrana, Minggu (9/8/2015) pagi.
Mereka sudah tidak sabar menunggu tradisi Mekepung yang akan dibuka oleh Bupati Jembrana, I Putu Artha dalam perlombaan Mekepung memperebutkan Piala Bergilir Bupati.
Mekepung salah tradisi unik di Pulau Bali. Tradisi yang telah berkembang sejak Zaman dahulu ini awalnya permainan para petani di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen.
Mereka berlomba adu cepat untuk memacu kerbau dengan sebuah gerobak yang dikendalikan joki.
Seiring berkembangnya zaman Mekepung sekarang dilakukan setiap dua kali dalam satu tahun atau jika memang ada acara tertentu.
Lomba Mekepung diselenggarakan sebagai rangkaian acara menyambut HUT Kota Negara ke-120 tahun pada 15 Agustus nanti dan juga HUT RI yang ke- 70 tanggal 17 Agustus ini.
Sebanyak 318 pasang kerbau menjajal Sirkuit Delod Berawah di Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.
Lomba Mekepung ini adalah lomba bergrup, peserta terbagi atas Grup Barat dan Grup Timur.
Sebagai pembatas antara group Barat dan Timur adalah sebuah sungai yang melintang ditengah-tengah Kota Negara yang bernama Sungai Ijo Gading.
Dalam lomba Mekepung ini tidak ada juara perorangan hanya juara beregu.
Jumlah pasangan kerbau blok Ijogading Barat (183 pasang) dari blok ijogading timur (135 pasang).
Lintasan berbentuk huruf U yang berjarak sekitar 4 km, setiap peserta dilepas setiap 3 pasang oleh juri kemudian mereka saling salip menyalip untuk mejadi juara pertama.
Mekepung sudah menjadi Warisan Budaya Nasional sehingga perlu dilestarikan agar bisa dijadikan warisan budaya dunia agar semakin mengangkat nama Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dan Indonesia di mata dunia.
Bupati Jembrana, I Putu Artha sangat menyambut baik gelaran ini, selain sebagai hiburan, lomba ini bertujuan baik kepada para joki untuk menjadikan dasar harga kerbau semakin tinggi.
Sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat di Kabupaten Jembrana.
Sementara itu, satu di antara peserta lomba, Ketut Wiarta mengatakan selalu mengikuti perlombaan ini setiap tahunnya. (*)