Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO Bertaruh Nyawa demi Mengais Rezeki di Tengah Bencana Kabut Asap

Bencana kabut asap yang mendera Provinsi Jambi hampir selama dua bulan

Editor: Bian Harnansa

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Eko Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Bencana kabut asap yang mendera Provinsi Jambi hampir selama dua bulan, memang memukul beberapa sektor perekonomian, baik dari segi transportasi udara, bisnis penjualan online dan lainnya.

Namun ada satu profesi yang kini semakin tidak dipandang, namun tetap ada dan semakin menantang bahaya saat ini di tengah kabut asap yang melanda Jambi.

Profesi itu ialah para pengemudi getek atau biasa juga disebut sebagai perahu, pompong dan ragam lainnya sesuai penyebutan di daerah masing-masing.

Khusus untuk Kota Jambi, profesi itu masih cukup dipandang walau tergerus perkembangan pembangunan dan teknologi dari transportasi yang terus tumbuh.

Para pengemudi itu sering dan dapat ditemui di kawasan pasar, tepatnya di Tanggo Rajo Jambi dan biasa di sebut Ancolnya Jambi.

Tribun Jambi yang mencoba mencari tahu kelangsungan hidup para pengemudi getek di era yang modern ini, ternyata semakin terpuruk dan tidak mendapat perhatian sedikit pun.

Berita Rekomendasi

Apalagi ditengah bencana kabut asap, pekerjaan mereka terbilang makin berbahaya dengan jarak pandang yang terbatas.

Satu diantaranya keterangan dari Teguh, Pegemudi Getek dikawasan Sungai Batanghari, Tanggo Rajo, Kota Jambi.

Teguh mendeskrispsikan seperti apa problem yang diterima ia beserta pengemudi lain saat ini. Terkhusus bencana kabut asap yang kini mendera masyarakat Jambi.

Bagi ia, bencana kabut asap semakin menggerus pendapatannya, penumpangnya dan membahayakan nyawanya.

"Dari sisi pendapatan jelas berkurang, untuk mendapat Rp 30 ribu saja sehari susah, karena penumpang enggan keluar rumah karena kabut asap ini,"katanya. Jumat (25/9).

Selain itu, bertaruh nyawa mengemudikan getek ditengah kabut asap, selalu membuatnya was-was.

Bukan tak ada alasan, bisa saja ditengah kabut asap, Teguh dan kawan-kawan bertabrakan dengan getek lain atau speedbot yang memiliki kecepatan tinggi, yang selalu merugikan pengemudi getek di sungai Batanghari Jambi yang mencari nafkah.

Satu harapan singkat dan ingin dirasakan Teguh dan kawan-kawannya, ialah adanya peran pemerintah yang selalu melihat dan mencari tahu apa yang dibutuhkan mereka saat ini.

Selain permasalahan ekonomi yang selalu mengganggu kelangsungan hidup pengemudi getek ini. Perhatian akan keselamatan mereka sebagai pengemudi getek juga turut minta diperhatikan pemerintah.

"Satu ajalah yang tolong diperhatikan buat kami, tolong pasang lampu dibawah jembatan Titian Arasy yang kini lebih dipilih penumpang menyeberang ketimbang menggunakan getek, jangan hanya di atas saja lampunya, tapi dibawah jembatan untuk menerangi kami pun juga untuk bekerja,"ujarnya singkat.

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas