Pangkoarmabar Sukses Ubah Wajah Selat Malaka dari The Most Dangerous Waters
Sebagaimana diketahui sebelumnya, jalur tersebut dijuluki "The most dangerous waters".
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Panglima Komando Armada Barat (Pangkoarmabar), Laksamana Muda (Laksda) TNI A. Taufiq R. menggelar konferensi pers di kantornya, Jl. Gunung Sahari 67, Jakarta Pusat, Jumat (23/10/2015).
Dalam gelaran tersebut ia menyatakan Armada Barat yang dipimpinnya, sukses mengubah kesan jalur perairan Selat Malaka.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, jalur tersebut dijuluki "The most dangerous waters".
Julukan itu diberikan, karena sering terjadi perompakan, pencurian ikan, dan tindak kriminal lainnya.
Kesan bahaya itu telah sukses diubah menjadi jalur perairan yang aman, oleh Armada Barat dengan melakukan penangkapan para pelaku kejahatan di jalur tersebut.
Satu di antaranya penangkapan empat awak boat pancung, yang diduga melakukan perompakan terhadap Kapal TB. Bukit Prima 01, dengan barang bukti, 20 galon jerigen berisi minyak dan boat yang digunakan pelaku.
Empat awak boat itu diduga menguras sekitar 20 galon minyak dari Kapal TB. Bukit Prima, yang sedang melintas perairan Tanjung Dato, Kepulauan Riau (Kepri), pada 20 Oktober 2015, sekitar pukul 09.00 WIB.
Selain itu, Pangarmabar, Laksda TNI A. Taufiq R. juga menyatakan bahwa ia bersama anak buah-nya telah menangkap dua warga negara Inggris yang membuat film di wilayah perairan Selat Malaka, Indonesia tanpa izin.
"Saya menangkap dua orang (warga negara) Inggris yang menyalahgunakan visa, mungkin pernah denger ya, itu mau membuat film, tapi tanpa izin gitu," katanya.
Lantas ia menjelaskan, kedua warga negara Inggris yang ditangkapnya tersebut langsung diserahkan ke pihak Imigrasi untuk diproses secara hukum.
Dalam konfrensi pers tersebut ia menyatakan, bahwa setelah menangkap para pelaku pelanggar hukum di jalur tersebut, kini perompakan besar (sea piracy) tidak lagi terjadi.
Namun ia mengakui pencurian skala kecil (sea robbery), seperti mencuri barang di kapal yang sedang lego Jangkar masih terjadi sesekali.
"Itu biasanya aksinya kaya maling rumah, diem-diem terus kabur, jadi kapal lagi lego jangkar, terus dia nyamperin, ngambil barang berharga yang gampang dibawa lari, terus kabur, nah itu masih terjadi sesekali." katanya.
Oleh sebab itu ia mengimbau kepada para pelayar yang mengakses jalur Selat Malaka, agar berhati-hati, bila sedang lego jangkar. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.