Inilah Patung Jesus dari Kayu Jati Telah Berumur Ratusan Tahun
Setiap jelang natal banyak pesanan patung Jesus dan Bunda Maria
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Surya, Iksan Fauzi
TRIBUNNEWS.COM, Bojonegoro - Belajar mengukir patung secara otodidak, Sutrisno kini menjadi salah satu pengusaha besar di Kabupaten Bojonegoro. Karyanya berupa ukiran relief perjamuan terakhir Jesus pun pernah dibeli warga Prancis untuk dibawa ke negeri menara eiffel.
Di rumahnya, di Jalan Pemuda gang Yakub nomor 6, suara mesin pemotong kayu menderu. Di sela nyaring deru mesin, beberapa tukang mengukir papan kayu jati untuk dibuat relief. Tak jauh dari rumahnya, Sutrisno memiliki dua lokasi lagi untuk memproduksi ukiran patung dan relief serta untuk tempat patung yang siap dikirim.
Kepada reporter Harian Surya yang menemui di rumahnya, Rabu (16/12) siang, Sutrsino menceritakan kisah hidupnya menekuni dunia patung ukiran.Berawal dari menjadi tukang ukir patung ikut orang lain, Sutrisno secara tekun mempelajari beragam ukiran.
Setiap kali libur kerja, ia mencoba membuat beberapa patung. Dari hasil coba-coba itu, Sutrisno tak menyangka karyanya ada yang membeli. Awalnya hanya patung harimau dan kuda. Saking senangnya, ia pun semangat membuat patung lebih banyak lagi.
“Lama kelamaan tahu pasarnya. Lalu mencari terobosan membuat patung Jesus dan Bunda Maria. Setiap jelang natal, banyak pesanan patung Jesus, Bunda Maria, dan relief perjamuan,” kenang Sutrisno.
Tekad besar untuk mengubah nasib pun menggugah hati Sutrisno. Pada tahun 2002, di sela kerja ikut orang lain, pria yang memiliki dua anak itu membuat patung lalu dijual sendiri. Perlahan-lahan, ia mulai menemukan jalan terang perekonomiannya.
Sutrisno memberanikan diri mendirikan usaha ukir kayu di rumahnya di Jalan Pemuda gang Yakub nomor 6. Dimulai dari bekerja seorang diri, lambat laun, Sutrisno mencari tenaga kerja. Kini, sudah ada 18 orang setiap hari membantunya. Jumlah itu bisa lebih besar ketika pesanan banyak.
“Saya tertarik menekuni kerajinan dari kayu jati karena di sini (Bojonegoro) bahan bakunya. Orang lain cenderung memanfaatkan kayu itu untuk membuat meja, padahal bahan baku kayu bentuknya sudah bagus, tinggal diberi sentuhan untuk menjadi patung,” tutur Sutrisno.
Patung ukiran karya pemilik Sanggar Fiesta selalu menggunakan bahan baku kayu jati utuh yang berumur ratusan tahun. Kayu tersebut dibeli dari pihak Perhutani. Sekarang, sebagian besar karyanya dibeli oleh kalangan pengusaha dan pejabat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.