Guru Terpaksa Sumbat Saluran Air Dengan Karung Berisi Pasir
Meski belum puncak musim penghujan, namun halaman dan parkiran SMPN 1 Amuntai Utara
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Reni Kurniawati
TRIBUNNEWS.COM, AMUNTAI - Meski belum puncak musim penghujan, namun halaman dan parkiran SMPN 1 Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, sudah terendam oleh air.
Pasalnya air sungai tabalong mulai masuk ke daerah sekolah karena adanya saluran air.
Saluran yang dibangun tepat didepan lingkungan sekolah ini membuat sebagian air tabalong mengalir ke lahan sekolah.
Hal inilah yang dikeluhkan pihak sekolah yang berada di Desa Teluk Daun kecamatan Amuntai Utara ini.
Saluran air berupa gorong gorong yang melintasi jalan nasional ini mengalir sangat deras jika debit sungai meningkat.
Air yang merendam halaman dan parkiran ini sangat mengganggu pihak sekolah, selama dua hari lalu yaitu Senin dan Selasa parkiran dialihkan ke teras dan sebagian koridor sekolah.
Wakil kepala sekolah SMPN 1 Amuntai utara Kamaruddin mengatakan biasanya area sekolah memang terjadi banjir namun hanya pada saat puncak musim penghujan.
Namun karena adanya saluran air ini, ada hujan deras satu kali saja halaman dan parkiran langsung terendam setinggi sekitar 10 sentimeter.
"Senin lalu kami juga tidak bisa melakukan upacara bendera, karena halaman sekolah terendam air," ujarnya, Kamis (7/1/2016).
Pihak sekolah sebenarnya telah menyampaikan keberatan kepada pihak yang membangun saluran air tersebut pada bulan November lalu.
Namun pengerjaan tetap dilakukan, dan benar saja ketakutan yang dikhawatirkan pihak sekolah terjadi yaitu menyebabkan area sekolah banjir.
Untuk mengurangi air yang masuk tukang dan beberapa dewan guru akhirnya berinisiatif untuk menutup saluran tersebut dengan karung berisi pasir.
"Kami tumpuk sebanyak 16 karung pasir untuk mengurangi air yang mengalir ke lahan sekolah, akhirnya hari ini air mulai surut," ujarnya.
Pihak sekolah juga tengah melakukan pembangunan mushola sekolah, baru pondasi yang dikerjakan dengan banyaknya air yang masuk membuat pengerjaannya terganggu.
Selain itu jika terus ada aliran air yang cukup deras di bawah bangunan sekolah, dikhawatirkan akan merusak pondasi bangunan yang telah berdiri sekitar 30 tahun ini.
Karena bangunan yang sudah tua, khawatir bangunan sekolah akan rubuh jika terus dibiarkan air sungai mengalir lahan sekolah.
Pihak sekolah meminta pihak yang terkait untuk membuatkan pintu air, sehingga air bisa dikendalikan dan tidak seluruhnya masuk ke lahan sekolah.
Selain itu juga perlu dibuatkan saluran air yang lebih panjang kebelakang hingga air tidak masuk ke sekolah.
"Buatkan pintu air, agar pembangunan saluran tidak merugikan pihak sekolah karena air yang mengalir dari sungai tabalong tidaklah sedikit," ungkapnya.
Dengan adanya pintu air, jika debit sungai sudah tinggi dan akan meluber ke jalan barulah pintu air bisa dibuka.
Terpisah Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Maliki mengatakan saluran air yang dibangun oleh balai jalan dari pemerintah pusat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir di jalan nasional yang baru saja diaspal.
Dengan adanya dampak kepada pihak sekolah, diharapkan pihak sekolah atau aparat desa setempat membuat proposal untuk pembangunan pintu air di saluran tersebut.
Untuk pembuatan pintu air memang bisa dilakukan oleh dinas pekerjaan umum HSU, namun karena belum masuk ke perencanaan pembangunan di tahun 2016 maka Maliki menambahkan berencana untuk memasukkan ke pembangunan 2017.
"Untuk membuat pintu air memerlukan anggaran sekitar Rp 200 juta, akan kami Usulkan di 2017," ungkapnya.
Menyinggung mengenai langkah pihak sekolah untuk menutup pintu air tersebut, Maliki tidak mempermasalahkan hanya saja penutupan saluran air jangan dilakukan secara permanen.