Embung Kering, 30 Ribu Jiwa Terancam Kesulitan Air
Kemarau beberapa bulan belakangan ini di Pulau Nunukan, mengakibatkan debit air di kedua embung ini semakin merosot.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS, NUNUKAN -- Beginilah penampakan kondisi persediaan air di Embung Sungai Bolong maupun Embung Sungai Bilal.
Kemarau beberapa bulan belakangan ini di Pulau Nunukan, mengakibatkan debit air di kedua embung ini semakin merosot.
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan PDAM Nunukan Suparlan Kasmin mengatakan, sekitar 30.000 jiwa atau 5.500 rumah tangga pelanggan air bersih PDAM Kabupaten Nunukan, di Pulau Nunukan terancam tak bisa lagi mendapatkan pelayanan.
Pasalnya, Embung Sungai Bolong dan Embung Sungai Bilal yang nyaris kering hanya bisa memproduksi air bersih hingga beberapa hari ke depan.
“Kalau Embung Sungai Bolong hanya 10 sampai 15 hari ke depan saja. Apabila tidak ada hujan, PDAM terpaksa harus stop produksi, stop pengolahan. Karena bahan bakunya tidak ada,” ujarnya.
Disebutkan, Embung Sungai Bolong yang memiliki kapasitas 350 ribu meter kubik, memproduksi air hingga 50 liter per detik.
Meskipun memiliki kapasitas tampung hingga 350 meter kubik, namun air yang bisa disedot hanya sekitar 295 ribu meter kubik.
“Sisanya sudah tidak bisa disedot lagi,” ujarnya.
Sedangkan Embung Sungai Bilal yang memiliki daya tampung 150 ribu meter kubik diprediksi hanya bisa menyuplai kebutuhan produksi antara 20 hingga 25 hari kedepan.
“Sesungguhnya bila tidak hujan sebulan saja, dengan kapasitas 150 ribu meter kubik sudah habis sebenarnya. Kami prediksi paling lambat tiga minggu kedepan sudah berhenti beroperasi,” ujarnya.
Kekeringan pada Embung Sungai Bilal 2014 lalu menyebabkan sekitar 2.500 pelanggan yang terlayani IPA Sungai Bilal tidak dapat terlayani air bersih lebih dari dua pekan.
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Nunukan, Masdi, mengingatkan masyarakat jika kondisi air saat ini sudah memasuki zona merah.
Karena itu diimbau agar masyarakat bijak menggunakan air. “Masyarakat harus bersiap-siap,” ujarnya.
Saat ini ketinggian air telah susut hingga empat meter dibandingkan pada kondisi normal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.