27 Tahun Dipasung, Makki Akhirnya Dibawa Ke Rumah Sakit Jiwa
Namun jika dilepaskan, Makki seringkali mengamuk dan membuang barang-barang milik orang lain.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Reni Kurniawati
TRIBUNNEWS.COM, AMUNTAI - Ditemani oleh anggota keluarga, akhirnya Muhammad Makki (40) warga desa Jingah bujur kecamatan Haur Gading yang menderita gangguan jiwa dibawa ke Rumah sakit jiwa sambang lihum.
Sebelumnya Makki dipasung selama 27 tahun, anggota keluarga sebenarnya berat hati untuk melakukan pemasungan dengan mengikat kaki Makki menggunakan rantai.
Namun jika dilepaskan, Makki seringkali mengamuk dan membuang barang-barang milik orang lain.
Meski sudah sangat lama menderita gangguan jiwa, namun anggota keluarga tak patah semangat untuk terus berupaya untuk kesembuhannya.
Setelah mendapat kunjungan dari dinas kesehatan dan dinas sosial akhirnya Makki dirujuk ke Rumah sakit jiwa sambang lihum untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Humaidah, saudara Makki ikut mengantar adik bungsunya tersebut ke rumah sakit.
"Kami anggota keluarga berharap bisa disembuhkan, kami juga ingin Makki hidup normal dan diterima di masyarakat," ujarnya.
Humaidah juga berterimakasih kepada pemerintah daerah yang telah membantu dalam memberikan pengobatan kepada adiknya.
Makki beserta anggota keluarga dijemput oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Haur Gading menuju kantor Dinas sosial yang juga diikuti oleh kepala puskesmas Haur Gading dr Yeni Kusuma Dewi, Kamis (21/1/2016).
Kepala Dinsosnakertrans, Rizali Eswansyah, mengatakan pihaknya sebelumnya telah mengantar satu pasien dari kecamatan sungai pandan.
Dan sekarang kembali mengantarkan satu pasien yaitu Makki.
Dengan dirawat di rumah sakit sambang lihum diharapkan memang kondisi kejiwaan pasien semakin membaik.
"Setelah mendapat perawatan dan kondisinya membaik akan dipulangkan, saat dipulangkan inilah peran pihak keluarga yang sangat penting, jangan lagi dipasung dan selalu rajin memberikan obat," ungkapnya.
Meski telah berada di rumah sakit, tambah Rizali, namun terus akan dilakukan pemantauan untuk bisa mengetahui perkembangan kesehatannya.
Ivan Hariadi, Kepala Bidang Farmasi Makanan Minuman dan Pengembangan Kesehatan Dinas Kesehatan HSU, mengatakan masih akan terus memantau kasus pemasungan penderita gangguan jiwa lainnya.
Untuk pencegahan juga dinas kesehatan telah melakukan sosialisasi serta penyuluhan kepada masyarakat untuk memberikan informasi bagaimana cara memperlakukan anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa.
"Untuk tenaga medis sudah memiliki dokter spesialis jiwa, obat-obatan juga telah kami kirimkan ke puskesmas, untuk fasilitas sarana juga kini telah tersedia ruang inap jiwa yang diupayakan bisa digunakan tahun ini, sehingga tak perlu inap ke sambang lihum lagi," ujarnya. (*)