Hidup Sebatang Kara Nenek 90 tahun ini Buang Air Kecil dan Besar di Tempat Tidurnya
Maryam kini melewati hari-hari tuanya di bedeng milik tetangganya
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Siemen Martin
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Maryam atau Mbah Mantap (90) yang tinggal di RT 14 RW2 Jalan AKBP Cek Umar Lorong Maju Jaya, Kelurahan Aryo Kemuning Kecamatan Kemuning, nenek renta yang hidup sebatang kara ini sungguh malang nasibnya. Maryam kini melewati hari-hari tuanya di bedeng milik tetangganya, bahkan untuk makan mbah Mantap menunggu belas kasihan warga di sekitarnya.
Beralaskan lantai terbuat dari semen, atap ditutup seng dan papan serta hanya sebuah lampu penerangan, mbah Mantap sepertinya jauh dari kata kehidupan layak. Bila ingin tidur dia bisa langsung membaringkan tubuh rentanya di sebuah kasur tipis.
Tak jauh dari kasur, terlihat gumpalan pakaian yang tampak kotor, diakui warga sekitar mbah mantap melakukan buang air kecil maupun besar di dalam bedeng tersebut.
Ditemui Tribunsumsel.com, mbah Mantap sedang menikmati makanan seadanya, hanya nasi dan sebuah tempe yang bisa mengisi perut nenek renta tersebut.
Untuk jalan mbah ini sangat kesulitan, dia berusaha bergerak mengandalkan sisa-sisa tenaga dengan cara mengesot perlahan-lahan.
Makanan yang diperoleh diberikan oleh tetangga sekaligus pemilik, bedeng bernama Maria.
Dikisahkan Maria tetangga mbak Mantap, dahulu dia bersama suaminya adalah seorang penjaga Masjid yang tak jauh dari bedengnya tersebut. Suaminya yang sudah lebih dulu meninggal akhirnya membuat hidup mbah Mantap seorang diri.
Tak mempunyai anak dan sanak keluarga, semakin membuat tetangganya tersebut iba, akhirnya disediakan bedeng untuk tempatnya tinggal meskipun seadanya dan gratis.
Tetangganya tersebut setiap hari menyiapkan konsumsi sebanyak dua kali sehari, tak jarang juga setiap pagi mbah Mantap disediakan segelas kopi ataupun teh.
Mbah Mantap satu dari sekian wajah miskin di Kota Palembang, bantuan dari tangan pemerintah sepertinya sangat dibutuhkan, jangan sampai kedepannya ada mbah Mantap yang hidup sebatang kara namun tidak diurus oleh pemerintah.