Ketakutan Dikejar Polantas, Jidat Siswa SMP Ini Sobek Terbentur Dinding
Kejadian berawal saat Reza melintas di jalan Batu Benawa, tak jauh dari SMAN 1 Banjarmasin dan SMKN 1 Banjarmasin. Di situ, polisi sedang razia.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Banjarmasin Post, Ratino Taufik
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Gara-gara menghindari kejaran polantas yang melakukan razia kendaraan bermotor, Reza Fadilah siswa SMPN 1 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengalami luka sobek di bagian jidat, Kamis (4/2/2016)
Kepalanya tidak sengaja membentur dinding sekolah saat berusaha kabur karena takut ditilang. Maklum, Reza masih di bawah umur dan tak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Ia lantas mendapatkan perawatan di UGD Rumah sakit Suaka Insan Banjarmasin.
Kejadian berawal saat Reza melintas dengan sepeda motornya di Jalan batu Benawa, tepat di simpang depan SMAN 1 Banjarmasin dan SMKN 1 Banjarmasin. Di kawasan itu, polisi melakukan razia.
"Dia (Reza) menghindar langsung menuju ke sekolah dan memarkirkan kendaraannya di tempat parkir. Jadi, tidak benar kalau dia dipukul polisi," kata Bukhari, kepala SMPN 1 Banjarmasin.
Namun, Bukhari menyayangkan tindakan polantas tersebut. "Kejadian seperti ini tidak akan terjadi andaikata polisi datang melapor dulu kepada kami. Padahal kalau melapor, kami bisa memanggil siswa yang bersangkutan," katanya.
Ditemui di UGD Rumah Sakit Suaka Insan, Reza masih dalam kondisi syok dan belum bisa memberikan penjelasan. Lukanya cukup lebar, Reza harus mendapatkan beberapa jahitan di jidatnya.
Sementara orangtua Reza Fadilah, Bambang mengatakan, dirinya juga belum mengetahui persis kejadian yang menimpa putranya tersebut.
"Kalau menurut versi polisi tadi, anak saya masuk ke lingkungan sekolah, terus polisi mengejar mau merebut kunci sepeda motornya. Dari sisi hukum anak saya memang salah karena tidak punya SIM. Tapi kalau sudah di dalam lingkungan sekolah, menurut saya tidak perlu dikejar. Cukup minta izin kepada pihak sekolah saja sudah cukup," sesalnya.