Di Tangan Siti, Eceng Gondok Bisa Menjadi Tas Trendi
Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini memproduksi aneka produk berbahan eceng gondok dan rumput purun.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Hanani
TRIBUNNEWS.COM, BARABAI - Eceng Gondok selama ini dianggap tanaman tak berguna. Selain pertumbuhannya yang pesat membuat sungai tertutup.
Bahkan mengganggu transportasi jalur sungai, dan sering membuat mesin perahu atau speedbood mati di tengah jalan.
Namun, kini makin banyak yang bisa membuat tanaman gulma ini menjadi berguna.
Bahkan bernilai ekonomis yang menjadi sumber penghasilan tambahan.
Adalah Siti Nor Sehat, warga Pantai Hambawang Barat, Kecamatan Labuanamas Selatan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini memproduksi aneka produk berbahan eceng gondok dan rumput purun.
Sejak 2012, dia membuat aneka tas trendi dari bahan tersebut.
Ratusan produk pun telah dipasarkan, meski baru sebatas dari mulut ke mulut.
“Pemesannya, ada yang dari Kaltim, Kalteng dan Kalsel sendiri. Harga, tergantung ukuran, model dan tingkat kesulitan membuatnya,”jelas Siti, ditemui di rumahnya, Minggu (3/1/2016).
Tak hanya tas, eceng gondok juga dibikin sajadah, pot bunga, tempat tisu, dompet dan produk lainnya.
Situ bersama suaminya, juga membuat kursi dan meja yang elegan dari eceng gondok. Untuk satu set kursi dan meja, dia berhasil menjualnya Rp 2,5 juta.
“Kalau tas, mulai harga Rp 35 ribu sampai Rp 350 ribu,” katanya.
Selama ini, Siti sering mengikuti pameran, baik skala kabupaten, provinsi maupun nasional.
"Kalau di ajang pameran nasional, harganya justru bisa lebih mahal, karena peminatnya dari kalangan atas, yang menyukai barang berbahan alami,” jelasnya.
Namun, untuk pengembangan pemasaran lebih luas, Siti belum punya modal yang cukup.
“Dulu pernah ditawari berbagai Bank, tapi waktu itu belum tahu peluang bisnisnya. Setelah menjalani tiga tahun, ternyata peluang usaha ini cukup menjanjikan. Lumayan selama ini menambah penghasilan,” kata Siti.
Diapun berniat membuka galeri, berupa toko khusus untuk hasil karyanya itu jika dipercaya pihak bank meminjam modal.
Siti kini mempekerjakan sejumlah remaja puteri para tetangganya untuk membantu usahanya tersebut.
“Mereka bekerja sambil belajar, agar bisa membuat usaha yang sama. Jadi upah mereka berdasarkan fee penjualan,” jelasnya.
Kini, Siti bertekad akan lebih mengembangkan potensi di kabaupaten HST, di mana di daerah lahan rawa tersedia eceng gondok dan rumput purun yang berlimpah.
“Dengan dibuat menjadi aneka produk tas dengan model trendy dan menyesuaikan selera pasar, saya berharap produk berbahan ini lebih bernilai seni yang tingggi. Hingga harganya pun bisa bersaing dengan tas berbahan sintetis,” harapnya. (*)