Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penambang Emas Hitam Makin Marak, Nyawa Jadi Taruhan

Risiko yang dihadapi memang tidak main-main. Nyawa menjadi taruhannya.

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Fajeri Ramadhoni

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Risiko yang dihadapi memang tidak main-main. Nyawa menjadi taruhannya.

Para penambang sumur minyak tua, tahu persis, jika terjadi ledakan, maut bisa menjemput mereka.

Mereka siap mati demi menghidup anak istri.

Ratusan warga Kabupaten Muba tepatnya di Kecamatan Sangga Desa, Desa Keban, Kecamatan Babat Toman, Desa Sungai Angit, Kecamatan Lawang Wetan, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Sekayu, Desa Talang Piase dan beberapa lokasi lain, terus menjalani hidup menjadi penambang emas hitam.

Mereka kelola sumur minyak peninggalan Hindia Belanda dari generasi ke generasi.

Bahkan, mereka mulai berpikir bagaimana mengebor sendiri di saat sumur bor tua tidak lagi mengeluarkan minyak.

Berita Rekomendasi

Kucingan-kucingan dengan aparat telah menjadi makanan mereka sehari-hari.

Ratusan sumur bor minyak tradisional tersebar di setiap tempat.

Kawasan yang semula hamparan kebun karet ini kini berubah jadi tempat dengan aroma minyak yang menyengat.

Kiri kanan jalan dengan kepulan asap hitam tak berhenti menandakan emas hitam dari sumur telah disuling menjadi minyak siap jual.

Di Muba diperkirakan ada sekitar 1.500 sumur tua dan sekitar 500-an sumur dikelola warga secara swadaya dengan cara tradisional.

Dari survei Distamben Muba tahun 2014 di daerah ini sumur minyak tua sebanyak 26 sumur.

Ada di wilayah Keluang, di Desa Rantau Kasih Lawang Wetan sebanyak 50 sumur, di Lubuk Bintialo 61 sumur, Desa Tampang Baru, Kecamatan Tungkal Jaya terdapat 34 sumur, di Sungai Angit terdapat 50 sumur dan di Keban ada 15 sumur. (*)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas