Pengakuan Pembunuh Dokter Muda, Kisah Cinta Pasangan Sesama Jenis Berujung Maut
"Berhubungan biasanya di kos. Terakhir ini kami berhubungan di kos dan terakhir sekali di mobil memarkirkan mobil korban dan kemudian menikamnya."
Penulis: Ferdinand Ranti
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - "Bukan karena munafik tapi saya menyesal, sudah bikin malu orangtua, sudah bikin sibuk semua orang. Mau apa lagi sudah terjadi".
Itulah yang terucap dari mulut pelaku RK alias Olan (28), pembunuh sadis terhadap dokter muda Frangko Luhulima (24) warga Kelurahan Tingkulu, Kecamatan Wanea.
Menurut pengakuan pelaku saat ditemui Tribun Manado di Polsek Dimembe, Jumat (19/2/2016), pada saat hari Kasih Sayang Valentine 14 Februari 2016, ia terpaksa menghabisi nyawa pasangan sesama jenisnya.
Pelaku Olan mengaku awalnya mengenal korban melalui jejaring sosial Facebook (FB) pada 5 bulan lalu.
"Pertama dia (korban) minta pertemanan di FB dan korban balas terima kasih, awal ketemu di rumah makan, selesai ketemuan korban ajak bicara," katanya.
Beberapa hari sudah berteman di FB, kemudian pelaku heran atas bunyi pesan di inbox yang dikirim oleh korban.
"Saya normal dan termasuk humoris, biasa kalau SMS sayang itu hanya humoris saya. Tapi saat itu kami ketemu kembali dan melakukan hal itu (berhubungan). Kami biasa saling panggil sayang lewat telepon dan SMS," ujar Olan.
Dia mengaku sudah tidak tahu lagi berapa kali berhubungan. Menurutnya tidak sering tapi juga tidak jarang.
"Berhubungan biasanya di kos. Terakhir ini kami berhubungan di kos dan terakhir sekali di dalam mobil memarkirkan mobil korban dan kemudian menikamnya," kata pria bertato ini.
Dia terpaksa menghabisi nyawa korban karena tidak tahan prilaku korban terhadapnya.
"Secara pribadi saya terganggu dan sering terancam, dia (korban) maunya setiap hari ditelpon, kalau tidak, pesan-pesan di Facebook mau dia sebarkan," ungkapnya.
"Kalau cewek saya telepon terus juga saya marah, apalagi dia (korban) laki-laki maunya setiap saat saya mengabarinya," katanya.
"Saya tidak sayang sama dia, tapi tidak enak karena dia baik sering kasih uang dan kasih pulsa. Kalau saya tidak layani dia ancam dan terpaksa timbul pikiran membunuh dia (korban)," ujarnya.