Petugas Dinsospora Semarang Kaget, Tabungan Para Pekerja Seks Capai Ratusan Juta
Dinas Sosial Semarang memberi penyuluhan kepada para pekerja seks komersial yang sempat menghuni lokliasasi.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawn Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga (Dinsospora) Kota Semarang memberikan penyuluhan kepada ratusan wanita pekerja seks (WPS), yang menghuni kawasan resosialisasi Argorejo atau Sunan Kuning yang terletak di daerah Kalibanteng, Semarang, Kamis (3/3/2016).
Dalam penyuluhan tersebut, Kepala Dinsospora Kota Semarang Gurun Risyadmoko menyampaikan berbagai hal terkait para pekerja seks itu.
Di antaranya mengenai kesehatan, pemberian bekal keterampilan dan persiapan.
"Saya sampaikan ke mereka agar menabung. Tabungan itu nanti bisa digunakan untuk modal ketika berhenti atau mentas dari sini. Tidak mungkin kan selamanya di sini," kata Gurun.
Dalam hal pemberian bekal keterampilan, Gurun telah menawarkan beberapa.
Hal itu pun kemudian disambut baik ratusan wanita pekerja seks. Bahkan, kata Gurun, mereka juga menginginkan pelatihan tambahan.
Gurun sempat terheran-heran saat dirinya menyampaikan agar para pekerja seks menabung.
Pasalnya, ternyata hal itu sudah dilakukan jauh sebelumnya. Bahkan, tabungan pekerja seks sudah ada yang mencapai Rp 100 juta.
"Saya herannya di situ. Ternyata uang mereka banyak. Ada yang sampai Rp 100 juta loh. Saya sendiri sebagai Kepala Dinas tidak punya uang sebanyak itu," katanya.
Pengelola resosialisasi Argorejo, Suwandi mengatakan, program menabung sudah ia berlakukan sejak mulai masuk dan bekerja di Sunan Kuning.
Ia tidak mematok berapa jumlah setoran tabungan setiap minggunya. Hanya saja, ia mengharuskan setiap orang menabung meski setorannya kecil.
"Ya minimal Rp 50 ribu. Bahkan ada yang banyak juga setiap kali setor tabungan," katanya.
Hal itu dilakukannya dengan alasan untuk persiapan ketika memutuskan tidak bekerja lagi sebagai penjaja seks.
Suwandi menyadari betul bahwa para pekerja seks di Sunan Kuning suatu saat harus kembali ke masyarakat.
"Mereka tidak akan selamanya disini. Makanya harus ada modal saat akan kembali ke masyarakat," tandasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.