Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bos Agung Sedayu Group Aguan Bungkam Ditanya Soal Suap Reklamasi

Aguan yang ditemani para pengawalnya sama sekali tidak bersedia memberikan keterangan mengenai pemeriksaannya itu.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chairman Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan merampungkan pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (13/4/2016).

Aguan diperiksa hari ini terkait kasus yang melibatkan tersangka anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi, terkait suap pembahasan Raperda rekalamasi pantai utara Jakarta.

Aguan yang ditemani para pengawalnya sama sekali tidak bersedia memberikan keterangan mengenai pemeriksaannya itu.

Aguan menutup mulutnya rapat-rapat saat berulang kali ditanyakan baik terkait pemeriksaan ataupun mengenai pembahasan Raperda dan hubungannya dengan Sanusi.

Walau sempat terhalang menuju mobilnya, Aguan berusaha keras menerobos kerumuman wartawan.

Aguan sebelumnya memang memilih menunggu di ruang tunggu sebelum mobilnya berhenti di depan luar depan lobi KPK.

Berita Rekomendasi

Aguan tiba di KPK sekitar pukul 09.33 WIB. Dia terpantau meninggalkan KPK pukul 18. 20 WIB.

Aguan memang memilliki informasi terkait kasus suap tersebut.

Pasalnya, nama Aguan telah dicegah bepergian ke luar negeri selama enam bulan.

Pencegahan tersebut tidak terlepas dari anak perusahaannya, PT Kapuk Naga Indah yang memiliki izin reklamasi pulau C, D, dan E pada 2012 di era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Satu perusahaan lain yang telah memiliki izin adalah PT Muara Wisesa Samudera, anak perusahaan Grup Agung Podomoro untuk reklamasi Pulau G pada 2014.

Pada kasus tersebut, KPK menetapkan tiga tersangka.

Mereka adalah anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi, Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan personal assistant di PT Agung Podomoro Land, Trinanda Prihantoro. 

Trinanda adalah perantara Ariesman Widjaja dengan Sanusi. Trinanda dua kali memberikan uang masing-masing Rp 1 miliar kepada Sanusi.

Uang tersebut sebagai suap keperluan pembahasan Raperda tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Jakarta tahun 2015-2035 dan Raperda tentang rencana tata ruang kawasan strategis kawasan pantai Jakarta Utara. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas