Ribuan Nelayan Sumut Keluhkan Kapal Ikan Milik Cukong Nakal yang Gunakan Pukat Harimau
Kapal milik pengusaha atau cukong nakal yang menggunakan trawl atau pukat harimau, kerap merusak dan menghancurkan jaring nelayan tradisional.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Medan, Tarmizi Khusairi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ribuan nelayan yang menamakan dirinya Forum Aliansi Organisasi dan Masyarakat Nelayan Tradisional Sumut, berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (14/4/2016).
Mereka berdemo karena ada kapal pengusaha atau cukong nakal yang menggunakan trawl atau pukat harimau, kerap merusak dan menghancurkan jaring nelayan tradisional.
"Saat kapal pukat melintas, nelayan tradisional harus pasrah semua tangkapannya hilang dihempas kapal cukong yang gunakan trawl. Inilah alasan kami kenapa meminta pemerintah untuk menindak pengusaha yang menggunakan trawl," kata Abdul Latif Sitorus alias Sangkot.
Setiap hari, kata Sangkot, pertumbuhan pukat trawl kian bertambah banyak. Pengusaha-pengusaha nakal tak pernah memikirkan nasib nelayan kecil.
"Mereka merusak ekosistem laut. Terumbu karang tempat kehidupan ikan rusak parah, dan hasil tangkap kami cendrung menurun," ucapnya.
Sangkot berharap, Menteri Kelautan dan Perikanan bijak menuntaskan persoalan ini. Agar mereka dapat hidup sejahtera bisa menyekolahkan anak-anak mereka.(*)