Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Monolog: Cinta dan Jabatan Dinda Kanyadewi Kandas karena Memperjuangkan Hak Buruh

Seorang perempuan dengan gaya eksekutif muda coba memasukan hak-hak buruh dalam peraturan perusahaan.

Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang perempuan dengan gaya eksekutif muda coba memasukan hak-hak buruh dalam peraturan perusahaan.

Hak-hak buruh tersebut di antaranya upah layak, asuransi kesehatan, dan cuti hamil bagi buruh perempuan.

Dalam memperjuangkan hak-hak tersebut perempuan itu mengalami nasib malang, ia harus kehilangan jabatannya, sebagai manager personalia, karena dianggap terlalu banyak memangkas laba perusahaan.

Bukan hanya itu, ia pun harus ditinggal kekasihnya di perusahaan itu, yang tidak lain keponakan pemilik perusahaan tersebut.

Begitulah isi cerita monolog yang dimainkan Aktris Dinda Kanyadewi.

Aktris yang berperan sebagai Mischa dalam sinetron "Cinta Fitri" itu memainkan monolog yang bertajuk "Tiga Titik Monolog" sebagai bentuk dukungannya terhadap kaum buruh yang sedang memperjuangkan hak-haknya.

Berita Rekomendasi

Dara kelahiran Balikpapan 29 tahun lalu itu memainkan monolog yang disutradarai Wawan Sofyan di Auditorium Galery Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (1/5/2016).

Dinda mengaku tidak mudah untuk menghafal naskah monolog yang relatif panjang.

Walaupun begitu, Dinda sangat senang memainkan monolog. Ia berharap akan memainkan monolog yang lebih panjang lagi.

"Insya Allah, pengennya sih yang lebih lama ya. Ini kan maksudnya ada di beberapa rata-rata di panggung-panggung yang nggak terlalu besar ya," kata Dinda.

"Tapi buat aku nggak ada panggung kecil panggung besar seh, semua juga sama. Jadi berharap suatu saat nanti mungkin bisa main suatu monolog yang panjang," tuturnya.

"Monolog itu punya tingkat kesulitan yang beda dibanding yang lain-lain. Dan kita bermain sendiri, tanggung jawab sendiri semua sendiri, itu menyenangkan sih," ucapnya.

"Secara hafalan juga sangat susah sekali, karena memang banyak kan," tambahnya.

Dalam monolog tersebut, juga turut bermain Aktris Ririn Ekawati dan Maryam Supraba secara bergantian, dengan cerita dan peran yang berbeda.

Bagi para seniman, perayaan May Day (Hari Buruh Internasional) tidak harus dirayakan dengan unjuk rasa turun ke jalan, yang membuat lalu lintas terganggu.

Pentas monolog atau kreativitas seni lainnya, merupakan alternatif yang juga menyenangkan untuk menyampaikan pesan-pesan perjuangan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas