Tim Sapuangin Lakukan Persiapan Khusus Jelang Kejuaraan Dunia
Mereka menjadi salah satu wakil Asia dalam ajang Shell Eco Marathon Drivers World Championship (DWC) yang akan diselenggarakan di kompetisi SEM Eropa.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya, Neneng Uswatun Hasanah dan Videografer Fitra Herdian melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kemenangan tim Sapuangin di kejuaraan Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2016, tidak berarti tim mereka merasa siap untuk kejuaraan selanjutnya.
Mereka menjadi salah satu wakil Asia dalam ajang Shell Eco Marathon Drivers World Championship (DWC) yang akan diselenggarakan di kompetisi SEM Eropa 2016 pada 30 Juni - 03 Juli 2016 di London, Inggris.
Untuk itu, tim Sapuangin melakukan beberapa perbaikan pada mobil irit mereka yang berbahan bakar solar itu.
"Sebelum bisa mengikuti balapan Drivers World Championship (DWC), semua tim harus melalui uji inspeksi teknis, lolos uji kualifikasi SEM Eropa, dan harus menyamai 90 persen catatan rekor yang dicapai tim SEM wilayah masing-masing," jelas Rizkiardi Wilis Prakoso, ketua tim Sapuangin.
Pada inspeksi teknis, aspek yang harus diperhatikan adalah uji pengereman dinamis.
Dikatakan Wilis, tim mereka akan memperbaiki pengereman agar lebih bagus lagi.
"Kami fokus pada kekurangan-kekurangan di SEM Asia, yaitu pengereman, mengubah perbandingan gigi transmisi dan setting mesin, serta memenuhi syarat untuk ban yang valid karena pengalaman SEM Asia kemarin ban kami tidak sesuai prosedur," ujar mahasiswa jurusan Teknik Mesin itu.
Persiapan juga dilakukan oleh driver Sapuangin, Satria Bayu.
Sirkuit yang berbeda menjadi tantangan tersendiri untuk mahasiswa semester 8 itu.
"Sirkuit balapan SEM Asia kemarin hanya sepanjang 1,2 km tanpa adanya naik turun yang tajam. Di DWC nanti sirkuitnya sepanjang 2,2 km dengan tanjakan dan turunan, jadi ya harus banyak berlatih," ujar mahasiswa asal Riau itu.
Satria yang sudah dua tahun menjadi driver Sapuangin melakukan trial di jalanan Kenjeran Park, perumahan Pakuwon, dan jalanan depan Galaxy Mall ketika malam hari saat sudah sepi.
"Banyak berdoa saja supaya lancar karena di Surabaya juga sulit mencari lahan untuk berlatih yang serupa sirkuit," pungkasnya. (*)