Kemendikbud Akan Mempopulerkan Gagasan Tokoh-tokoh Pendidikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan kesiapan Kemendikbud untuk mempopulerkan gagasan tokoh-tokoh pendidikan.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan kesiapan Kemendikbud untuk mempopulerkan gagasan tokoh-tokoh pendidikan seperti Ki Hadjar Dewantara melalui buku-buku.
Hal itu disampaikan Anies setelah peluncuran buku "Inspirasi Kebangsaan dari Ruang Kelas", Jumat (13/5/2016), di Hotel Santika, Jakarta Barat.
"Kita sudah siapkan sebagian dari masyarakat dan sebagian dari Kemendikbud adalah mempopulerkan gagasan-gagasan mereka dalam bentuk tulisan yang model penulisannya sesuai dengan jaman sekarang," tuturnya.
Menurut Anies, bagi generasi baru yang membaca buku Ki Hadjar Dewantara bisa berpikir dua hingga tiga kali.
"Bagi yang baca buku Ki Hadjar Dewantara, seperti saya terasa sekali memang harus membayangkan tulisan tahun 30-an. Sehingga anak-anak generasi baru biasanya harus berpikir 2-3 kali, saya juga mikir 2-3 kali untuk memahami sebagian kata-katanya," ungkapnya.
Dalam semua pembicaraan yang dilakukan Menteri Pendidikan, ia mengakui selalu merujuk pada pikiran-pikiran tokoh tersebut.
"Dalam semua pembicaraan Menteri Pendidikan itu selalu merujuk pada pikiran mereka yang eksplisit tujuannya justru merangsang. Sekarang penjualan buku Ki Hadjar Dewantara di Taman Siswa itu dicetak lagi karena sesudah sering dikatakan, diucapkan teman-teman menuliskan jadi orang menengok lagi," jelasnya.
Menurutnya, para tokoh pendidikan seperti Ki Hadjar Dewantara mampu menerjemahkan sintesa dari pikiran modern dengan adat tradisi budaya.
"Karena mereka adalah generasi pertama yang berinteraksi dengan itu. Lalu muncul dengan nilai kemoderenan, nilai budaya tapi ekspresinya ekspresi yang mudah dipahami oleh rakyat. Coba dulu Ki Hadjar Dewantara bilang pendidik adalah fasilitator, orang gak akan sampai. Tapi beliau bilang Tut Wuri Handayani langsung diterima. Padahal sebetulnya beliau berkata seperti itu. Pendidik itu bukan menggurui, pendidik itu menumbuhkan (fasilitator)" tutur Anies. (*)