Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Tari Gamyong, Kesenian Jawa Klasik di Surakarta

Tari Gambyong merupakan tari Jawa klasik yang mengambil dasar gerakan tarian rakyat dari kesenian tayub atau tledhek.

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan TribunSolo.com,  Imam Saputro

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Empat mahasiswi dari Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA) tampil membawakan Tari Gambyong untuk menyambut tamu kehormatan dari Bank Indonesia yang akan memberikan bantuan pendidikan kepada ASGA. 

Dana pendidikan itu diserahkan oleh Deputi Gubernur BI, Hendar dan diterima langsung oleh Direktur ASGA, Irawati Kusumorasri didampingi oleh Ketua Yayasan Mangknegoro, Supriyanto Waluyo dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bandoe Widiarto di Pendapa Prangwedanan, Solo, Sabtu (28/5/2016).

Tari Gambyong merupakan tari Jawa klasik yang mengambil dasar gerakan tarian rakyat dari kesenian tayub atau tledhek.

Pada mulanya tarian ini hanyalah tarian jalanan yang juga dipentaskan oleh penari jalanan yang biasa disebut dengan sebutan tledek (Bahasa Jawa).

Nama tledek yang menarikan tarian ini adalah Gambyong, ia cukup terkenal hampir di seluruh wilayah Surakarta pada Zaman Sinuhun Paku Buwono IV ( 1788 s/d 1820).

Si Gambyong memiliki suara yang indah serta gerakan yang gemulai, sehingga ia mudah dikenal orang.

Berita Rekomendasi

Semenjak itulah tarian yang dimainkannya dijuluki Tarian Gambyong.

Pada awalnya, Tari Gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah.

Sebelum pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakukan struktur gerakannya, tarian Gambyong adalah milik rakyat sebagai bagian upacara.

Kini, Tari Gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas