Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Solmadapar Tuntut Aparat Kepolisian Usut Kematian Aktifis Syafarudin

Aktivis Solmadapar berunjuk rasa di Bundaran Digulis Untan, Selasa (14/6/2016).

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Willem Jonata

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Dua windu berlalu sejak terbunuhnya Syafarudin, mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak.

Ia tewas tertembak dalam aksi demonstrasi menyuarakan mosi tak percaya terhadap Aspar Aswin, Gubernur Kalimantan Barat saat itu. 

Namun, hingga kini peristiwa itu masih menjadi misteri. Tak ada satupun yang ditangkap dan diadili terkait kematiannya.

Berangkat dari peristiwa tersebut, aktivis yang tergabung dalam Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) berunjuk rasa di Bundaran Digulis Untan, Selasa (14/6/2016).

Mereka menolak lupa dan menolak bungkam terhadap kesewenang-wenangan dan ketidakadilan.

Dalam aksinya, para aktifis mengikatkan kain hitam di kepala dan menutupi kedua matanya.

Berita Rekomendasi

Tampak aparat keamanan memberikan pengawalan, sambil mengurai kepadatan arus lalulintas di jalan.

Sekjen Solmadapar, Hidayat mengatakan, mahasiswa adalah kaum intelektual yang sudah seharusnya berjuang atas nama rakyat tanpa kepentingan apapun.

"Dan inilah yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), Syafarudin. Dia adalah peserta aksi demonstrasi, yang diduga tewas terkena timah panas pihak keamanan pada saat itu," ujarnya.'

Hingga kini, Syafarudin dikenang sebagai Pahlawan Reformasi Kalimantan Barat oleh mahasiswa di Kalbar.

Aktivis Solmapadar kemudian menuntut pihak berwajib mengusut dan mengungkap kasus kematian Syafarudin.(*)


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas