Upaya Berantas Buta Huruf Al Quran, Siswa SMKN 1 Pontianak Ikut Pesantren Ramadan
Pesantren ini diadakan berawal dari kegelisahan para pengajar bahwa tidak semua siswa bisa membaca Al Quran.
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Sebanyak 240 siswa-siswi SMKN 1 Pontianak mengikuti Pesantren Ramadan selama sepekan.
Pesantren kilat kali ini, menurut Kepala Sekolah SMKN 1 Pontianak, Abriyandi diselenggarakan bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Pontianak. Kegiatan itu ditutup acara buka puasa bersama.
"Pesantren kilat ini memang tidak kami wajibkan, kami mau melihat yang bersungguh-sungguh ingin belajar," ujarnya saat ditemui tribunpontianak.co.id, Jumat (17/6/2016).
Pesantren ini diadakan berawal dari kegelisahan para pengajar bahwa tidak semua siswa bisa membaca Al Quran.
"Ternyata setelah dites, ada yang memang tidak bisa. Ada yang sudah lupa," terangnya.
Sebagai kepala sekolah, ia lantas menginginkan siswa-siswinya dapat mengenal huruf, membaca, hingga dapat melantunkan ayat-ayat suci Al Quran.
"Alhamdulillah, melalui Pesantren Ramadan sepertinya menunjukkan hasil positif. Bagi saya ini baru langkah awal, perubahan besar nanti pada penerimaan siswa baru, pada Matrikulasi sekitar sebulan lebih. Jadi nanti ada kejar ibadah, saya tergetkan yang tidak bisa baca Al Quran, wajib bisa, mulai dari kelas X," lanjutnya.
Kegiatan ini, menurutnya, sebagai upaya sekolah meningkatkan serta memperbaiki moralitas anak. Ke depannya, diharapkan dapat menjadi siswa-siswi yang memiliki akhlak yang baik. Tidak hanya di sekolah, namun juga di lingkungan masyarakat.
Sementara itu, Ketua HMI Cabang Pontianak Fazlurrahman Lubis menuturkan, program Gerakan Bebas Buta Huruf Al Quran tersebut telah ditetapkan dalam rapat kerja, untuk digelar pada Ramadan.(*)