Allah Cinta Pada Orang yang Cinta Pada-Nya
Sikap lupa terkadang menjadi sebuah penyakit yang sangat merugikan yang dimiliki oleh seseorang.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hendra Krisdianto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Sikap lupa terkadang menjadi sebuah penyakit yang sangat merugikan yang dimiliki oleh seseorang.
Misal ketika seseorang meraih puncak kesuksesannya.
Tidak sedikit orang yang lupa terhadap apa yang menjadikannya seperti saat ini.
Seperti orang-orang terdekat, proses pencapaian kesuksesan dan lainnya.
Yang ia mengerti hanyalah dirinya yang sedang berada di atas awan.
Namun berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang tidak memiliki sikap atau sifat merugi tersebut.
Ketika peristiwa Isra Mi’raj, rosul penutup tersebut bertemu dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha.
Para ulama mengatakan bahwa jarak antara Nabi Muhammad dengan Allah hanya berjarak dua busur panah.
Itu merupakan hal yang tidak mungkin dirasakan oleh manusia lainnya.
Apakah Nabi Muhammad menunjukan kesombongannya ketika kembali turun ke bumi?
Jawabannya adalah tidak. Salman Al-Jugjawy menyebutkan, di dalam sebuah kisah Nabi Muhammad malah lebih fokus mengurusi umatnya untuk kembali dan mencintai di jalan Allah.
Ia tidak mementingkan lagi urusan berniaganya di dunia, dan memikirkan bagaimana ia dapat bersama-sama masuk ke surganya Allah SWT.
“Tak pernah henti-hentinya beliau memikirkan kita, tak pernah henti-hentinya beliau mendoakan kita, tak pernah henti-hentinya beliau
mengajak orang untuk lebih taat kepada Allah SWT,” jelas Salman.
Ngaji On Facebook bersama Salman Al-Jugjawy inipun akan tayang setiap harinya selama Bulan Ramadan. (*)